Bisnis.com, JAKARTA — Nama CEO Tesla Inc. Elon Musk akhir-akhir ini cukup sering disebut-sebut namanya oleh masyarakat, terutama di Indonesia.
Salah satu penyebab namanya acap disebut adalah lantaran perusahaannya menjadi salah satu pionir dalam pembuatan mobil listrik. Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel utama dunia, yang menjadi salah satu bahan baku pembuatan baterai untuk kendaraan listrik
Elon Musk pun disebut-sebut akan mengunjungi Indonesia untuk membahas investasi Tesla di kendaraan listrik. Dia disebut akan datang ke Indonesia pada awal tahun ini.
Di tengah pusaran perbincangan raksasa Tesla, dua emiten tambang pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Timah Tbk. (TINS), terseret tren volatilitas. Sampai seberapa jauh?
1. Bos Tesla Sumbang US$100 Juta Buat Emisi Karbon, Indonesia Kecipratan?
Baru-baru ini, Musk kembali membuat heboh publik lantaran dia memiliki rencana untuk mendonasikan sebagian kekayaannya bagi mereka yang berhasil mengembankan teknologi untuk menekan emisi karbon. Wacana itu disampaikannya melalui akun Twitter resminya @elonmusk.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Seberapa Besar Pendapatan Antam (ANTM) dan Timah (TINS) dari Rantai Pasok Tesla?
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Timah Tbk. (TINS) ternyata sudah masuk rantai pasok pabrikan mobil listrik Tesla. Seberapa besar kontribusi Tesla terhadap pendapatan dua emiten BUMN itu?
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Kas Rp5 Triliun BRI (BBRI) untuk Akuisisi & Arah Nasib Agroniaga (AGRO)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) kedatangan empat direktur baru dalam RUPSLB, Kamis (22/1/2021). Pada kesempatan tersebut, perseroan juga menyiagakan dana Rp5 triliun dalam kas perusahaan pada 2021 untuk aksi korporasi akuisisi.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. Sinyal Bank Indonesia dan Prospek Saham Emiten Properti
Sejumlah sekuritas memasukkan saham emiten properti dalam rekomendasi trading mereka meski ekonomi belum sepenuhnya pulih. Segera bangkit?
Baca berita selengkapnya di sini.
5. Strategi Pabrikan Elektronika Menghadapi Tantangan 2021
Industri elektronika belum sepenuhnya yakin dengan kondisi 2021 yang menjanjikan arah lebih cerah dibandingkan dengan tahun awal pandemi Covid-19. Ketidakmandirian industri ini dalam mengakses bahan baku masih menjadi persoalan utama.
Baca berita selengkapnya di sini.