Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas Indonesia tetap merekomendasikan investoruntuk membeli saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin dalam laporannya pada Selasa (14/7/2020) ,mempertahankan rekomendasi INTP yakni trading buy dengan target harga sebesar Rp14.000.
Menurut Mimi, pendapatan dan laba INTP akan terkoreksi pada kuartal II/2020. Namun, ia mengatakan, investor telah memasang sikap priced-in terhadap kinerja INTP tahun ini.
Performa negatif INTP ini disebebkan oleh menurunnya aktivitas konstruksi pada bulan puasa dan masa libur lebaran di kuartal II/2020. Faktor tersebut, ditambah dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), turut berdampak pada penjualan semen yang dilakukan INTP.
“Seiring dengan pembukaan kegiatan ekonomi, menurut kami periode terburuk telah dilewati oleh INTP,” katanya.
Selain itu, pemulihan ekonomi juga telah terlihat dari kinerja INTP. Menurut data perusahaan, konsumsi semen industri pada Juni 2020 naik ke kisaran 5 juta ton atau tumbuh 32,3 persen secara year-on-year. Kenaikan ini dinilai merupakan efek dari pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca Juga
Volume penjualan semen INTP di dalam negeri juga telah menunjukkan tren perbaikan. Pada bulan Juni, penjualan semen domestik INTP menyentuh angka 1,3 juta ton. Jumlah tersebut membawa total penjualan selama semester I/2020 di angka 7,1 juta ton atau turun 8,5 persen secara tahunan.
Sebelumnya, Mimi juga merevisi adanya penurunan pendapatan dan laba bersih INTP pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh performa keuangan INTP yang dibawah perkiraan pada kuartal I/2020. Selain itu, prospek permintaan semen pada kuartal II/2020 tidak akan jauh membaik.
Mimi menjelaskan, laba bersih INTP pada tahun ini akan ditopang oleh efisiensi biaya dan insentif pajak yang didapatkan. Meski demikian, pendapatan usaha yang menunjukkan tren menurun juga akan berdampak pada penurunan laba bersih di akhir tahun 2020.
“Kami merevisi pendapatan INTP akan berada di kisaran Rp14,8 triliun atau turun 6,8 persen secara year-on-year. Selain itu, estimasi laba bersih juga diperkirakan sebesar Rp1,7 triliun atau turun 13,6 persen dari perkiraan kami sebelumnya,” jelas Mimi dalam laporannya.
Pada perdagangan Selasa (14/7/2020) pukul 10.59 WIB, saham INTP naik 1,72 persen atau 200 poin menjadi Rp11.825. Namun, sepanjang tahun berjalan, harga masih terkoreksi 37,84 persen.