Bisnis.com, JAKARTA – Nilai aksi merger dan akuisisi (M&A) global anjlok ke level terendah sejak periode krisis utang di zona Euro.
Akibat hantaman pandemi Covid-19 terhadap kesepakatan global, nilai M&A anjlok 50 persen pada paruh pertama tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dampak ekonomi Covid-19 mencengkeram pasar pada Maret 2020 dan memicu lockdown di banyak negara. Situasi ini telah membuat pertemuan-pertemuan yang dijalin melalui tatap muka secara langsung, kunci dari transaksi M&A, hampir mustahil terjadi.
Menurut data yang dihimpun Bloomberg, nilai kesepakatan yang telah diumumkan tahun ini hanya mencapai sekitar US$1 triliun, nilai terendah untuk paruh pertama sejak 2012.
Penurunan paling tajam terjadi di Amerika, di mana nilai kesepakatan terperosok 69 persen pada paruh pertama. Kendati setiap industri besar telah dirugikan, sektor finansial bernasib lebih baik daripada kebanyakan sektor.
Kondisi demikian didorong oleh tawaran senilai US$30 miliar oleh broker asuransi Aon Plc untuk Willis Towers Watson Plc. dan usulan akuisisi oleh Morgan Stanley untuk E*Trade Financial Corp. senilai US$13 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, kesepakatan-kesepakatan yang melibatkan target di Eropa, Timur Tengah dan Afrika anjlok 32 persen. Transaksi-transaksi besar yang membantu mencegah penurunan lebih dramatis termasuk pembelian unit lift Thyssenkrupp AG senilai US$19 miliar oleh Advent International dan Cinven.
Di Timur Tengah, ada pula penjualan dalam jaringan pipa gas senilai US$10,1 miliar oleh Abu Dhabi yang menempati peringkat sebagai transaksi infrastruktur terbesar tahun ini.
Asia Pasifik bertahan lebih baik, dengan volume keseluruhan turun hanya 7 persen dan sebagian besar sektor mengalami penurunan lebih kecil ketimbang kawasan lain di dunia.
Industri teknologi, media, dan telekomunikasi melaporkan peningkatan sebesar 13 persen, dibantu oleh jaringan digital miliarder India Mukesh Ambani yang menarik investasi US$15 miliar dari perusahaan seperti Facebook Inc. dan KKR & Co.
Transaksi penting lainnya adalah penjualan bisnis Asia Tesco Plc kepada miliarder Dhanin Chearavanont dengan nilai lebih dari US$10 miliar.