Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Unit Usaha Grup ANJ Raih Proper Hijau 2019

Dua unit usaha Grup PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) berhasil meraih penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) berkategori Hijau di 2019 sebagai pengakuan terhadap pemenuhan pengelolaan lingkungan berkelanjutan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan.
Penyerahan piala Proper 2019 oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya
Penyerahan piala Proper 2019 oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya

Bisnis.com, JAKARTA – Dua unit usaha Grup PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) berhasil meraih penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) berkategori Hijau di 2019 sebagai pengakuan terhadap pemenuhan pengelolaan lingkungan berkelanjutan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan.

Dua unit usaha peraihan piala Proper Hijau yakni PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM) dan PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) masing-masing menduduki peringkat pertama dan kedua dari total 29 perusahaan dari industri sawit.

Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Istini Tatiek Siddharta mengatakan capaian tersebut adalah sebuah kebanggaan dan pendorong semangat bagi seluruh insan ANJ.

“Kedua penghargaan ini merupakan bukti dari komitmen ANJ terhadap penerapan Pengembangan Bertanggung jawab yang terus mengupayakan agar bisnis, masyarakat serta lingkungan di seluruh area operasi kami dapat tumbuh dan sejahtera bersama secara seimbang,” ujar Istini.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan kata sambutan dalam acara penyerahan penghargaan ini di Istana Wakil Presiden di Jakarta, Rabu (08/1/2020).

Berlokasi di Kabupaten Belitung Timur, peringkat Proper Hijau 2019 adalah capaian kedua kalinya bagi SMM. Adapun ini adalah piala Hijau pertama bagi ANJA, unit usaha yang berlokasi di Binanga, Kabupaten Padang Lawas, provinsi Sumatera Utara.

“Kedepannya, kami berharap penghargaan ini dapat memotivasi unit usaha lainnya untuk meraih prestasi yang sama. Ini adalah bukti bahwa kami tidak hanya mematuhi namun melampaui peraturan pengelolaan lingkungan oleh pemerintah [beyond compliance],” ujar Istini.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam sambutannya menghimbau pelaku industri untuk selalu menerapkan prinsip ekonomi hijau, meningkatkan efisiensi energi melalui inovasi, pemanfaatan kembali limbah dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

“Oleh karena itu, semakin banyak korporasi yang diikutsertakan dalam program ini dan semakin banyak dan tinggi standar ketaatannya, maka semakin tinggi pula dampak positifnya terhadap masyarakat,” ujar Ma’ruf.

Wapres juga menilai dampak positif dari penilaian PROPER bagi korporasi adalah adanya penurunan biaya dan perbaikan efisiensi yang didorong oleh upaya penerapan standar kepatuhan yang tinggi terhadap lingkungan hidup dan peraturan yang berlaku.

“Investasi terhadap lingkungan hidup itu pun merupakan bagian dari reputasi korporasi di mata dunia internasional. Semakin korporasi mengembangkan teknologi hijau, mengembangkan inovasi-inovasi yang pro-lingkungan, semakin baik pula performance-nya,” tambahnya.

Menteri Siti Nurbaya menegaskan bahwa Proper adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memotivasi pelaku usaha dalam menjalankan aktivitas bisnis yang beretika, berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab.

Sejalan dengan komitmen global untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Siti berkata Proper juga telah mencatat kontribusi dunia usaha terhadap pencapaian SDGs sebesar Rp50,32 triliu, atau naik 30,13% dari tahun sebelumnya.

“Kami berharap kedepan, lingkungan, inovasi dan CSR ini juga bisa dikonsentrasikan terutama dalam waktu dekat sebagai kontribusi dunia usaha untuk memperbaiki ekosistem dan lingkungan kita,” tambahnya.

Pada 2019, Kementerian KLHK melakukan penilaian terhadap 2.045 perusahaan dengan tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan 85%, atau 1.708 perusahaan. Sebanyak 26 perusahaan menerima piala kategori Emas, 174 untuk peringkat Hijau dan 1.507 untuk peringkat biru.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper