Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPTV Akuisisi LINK

PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) mengumumkan keputusannya mengakuisisi mayoritas saham PT Link Net Tbk (LINK). 
Ilustrasi Akuisisi Usaha/Pmgco.com
Ilustrasi Akuisisi Usaha/Pmgco.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) mengumumkan keputusannya mengakuisisi mayoritas saham PT Link Net Tbk (LINK). 
 
Direktur Utama IPTV, Ade Tjendra mengonfirmasi kabar tersebut. Adapun, kesepakatan telah dicapai dan uji tuntas atau due diligence sedang dilakukan. 
 
Dalam keterbukaan informasinya, dia pun mengatakan belum ada dampak kejadian atas informasi tersebut. Adapun, akuisisi tersebut akan menyinergikan layanan konten, infrastruktur jaringan, dan kapasitas bandwidth yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan. 
 
Lebih lanjut, Ade berujar keberhasilan akuisisi akan bertolak pada proses uji tuntas (due diligence) pemenuhan syarat dan ketentuan serta pembiayaan dan perjanjian definitif. 


 
“Term sheets sudah disepakati, kami sedang dalam finalisasi proses due diligence,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (2/12/2019). 


Rencana akuisisi pun sebelumnya telah diungkapkan Ade saat penawaran saham perdana medio tahun 2019. 


MNC Vision Tbk. merupakan anak usaha MNC Sky Tbk. Prospek bisnis di bidang layanan televisi berbayar, internet kabel
juga penyedia platform atau over the top (OTT)  menjadi alasan utama untuk mencatatkan perusahaan sebagai entitas bisnis tersendiri. Sebelumnya, IPTV pun mengakuisisi 60% saham penyedia layanan televisi berbayar K-Vision guna menambah jumlah pelanggan.  
 
Dikutip dari laman resmi LINK, pemegang saham terdiri dari 37,6% saham publik dan 35% dimiliki Asia Link Dewa Pte Ltd yang memegang kendali atas operasi bisnis LINK dan PT First Media Television. Sisanya sebanyak 27,4%, digenggam PT First Media Tbk yang merupakan bagian dari Grup Lippo menyediakan layanan internet nirkabel yakni broadband wireless access (BWA) dan layanan konten. 
 
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT First Media Tbk (KLBV), Harianda Noerlan mengatakan dalam keterbukaan informasinya bahwa penandatanganan term sheets menjadi proses awal akuisisi. Kendati demikian, perjanjian definitif masih belum diteken karena menanti hasil uji tuntas yang ditargetkan selesai dalam kurun waktu enam bulan. Meskipun belum mencapai perjanjian definitif, kedua perusahaan bisa melakukan sinergi layanan.
 
“Para pihak akan berupaya mencapai kesepakatan lebih lanjut maksimum enam bulan,” katanya.  
 
Dikutip dari laporan keuangannya, PT Link Net Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp2,76 triliun pada kuartal III/2019, turun 0,98% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp2,79 triliun. 
 
Dari sisi laba bersih, perusahaan meraup Rp772,85 miliar atau turun 5,25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp815,73 miliar. Dari sisi kas bersih yang digunakan untuk investasi, perusahaan membelanjakan Rp1,09 triliun atau naik 35,07% dari Rp806,67 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan investasi tersebut melampaui pertumbuhan liabilitas yang sebesar 32,56% dari Rp1,27 triliun menjadi Rp1,69 triliun. 
 
Sementara itu, dari laporan keuangannya, IPTV pada kuartal III/2019 membalikkan rugi Rp47,23 miliar menjadi laba Rp155,24 miliar. Di sisi lain, pendapatan perusahaan tumbuh 5,12% dari Rp2,53 triliun menjadi Rp2,40 triliun. 
 
Berbeda dengan LINK, kas bersih untuk investasi perusahaan turun 3,06% dari Rp1,05 triliun menjadi Rp1,02 triliun. Adapun, liabilitasnya tumbuh 31,87% dari Rp4,63 triliun menjadi Rp6,11 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper