Bisnis.com, JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) telah menyampaikan laporan keuangan per kuartal III/2019. Dari pendapatan Rp102,63 triliun, operator telekomunikasi pelat merah ini menggenggam laba bersih Rp16,46 triliun.
Dikutip dari laporan keuangannya, Rabu (30/10/2019), emiten telekomunikasi itu meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan sebesar Rp16,46 triliun pada 9 bulan 2019 atau tumbuh sebesar 15,65% dari Rp14,23 triliun pada Januari-September 2018.
Kendati tumbuh cukup tinggi, tetapi pertumbuhan yang dicapai pada periode kali ini belum mampu melampaui pencapaian pada periode yang sama pada tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 20,6%.
Sementara itu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp102,63 triliun selama sembilan bulan di 2019 atau tumbuh 3,45% dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama tahun 2018 yakni Rp99,20 triliun.
Kendati tumbuh tipis, pertumbuhan pendapatan yang dicapai perseroan kali ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III/2019 yakni sebesar 2,3%.
Adapun, pendapatan tersebut disokong oleh internet dan jasa teknologi informasi dan komunikasi yang berkontribusi sebesar 88,6%. Pendapatan dari bisnis internet dan jasa TIK mencapai Rp60,06 triliun atau tumbuh 12,7%.
Pertumbuhan yang cukup besar pada bisnis ini didukung oleh bisnis data dan seluler yang berkontribusi 62,43%. Bisnis data dan seluler pada kuartal III/2019 menyumbang pendapatan sebesar Rp41,24 triliun atau tumbuh sebesar 28,37% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Pendapatan TLKM per Segmen (Rp Miliar) | |||
---|---|---|---|
Komponen Pendapatan | 9M2018 | 9M2019 | Perubahan Yoy |
Pendapatan Telepon | 27.949 | 23.144 | -17,19% |
Telepon Bergerak | 23.321 | 19.183 | -17,74% |
Telepon tidak bergerak | 4.628 | 3.961 | -14,41% |
Pendapatan Interkoneksi | 3.796 | 4.767 | 25,58% |
Pendapatan data, internet dan aja teknologi informatika | 58.576 | 66.066 | 12,79% |
Internet dan data selular | 31.126 | 41.242 | 32,50% |
internet, komunikasi data, dan jasa teknologi informatika | 17.742 | 17.118 | -3,52% |
SMS | 7.112 | 5.451 | -23,35% |
TV Berbayar | 1.291 | 1.541 | 19,36% |
lain-lain | 305 | 714 | 134,10% |
Pendapatan jaringan | 1.218 | 1.356 | 11,33% |
Pendapatan lainnya | 7.664 | 7.298 | -4,78% |
Jumlah Pendapatan | 99.203 | 102.631 | 3,46% |
Sumber: Laporan Keuangan per 30 September 2019.
Sebaliknya, bisnis lain seperti SMS turun 23,35% dari Rp7,11 triliun menjadi Rp5,45 triliun. Begitu juga dengan bisnis telepon yang pada kuartal III/2019 turun 17,19% menjadi Rp23,14 triliun dari Rp27,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zein mengatakan pada kuartal III/2019, kinerja perusahaan cukup solid dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Dari sisi laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) pun tumbuh 11,4% dari periode yang sama pada 2018 yakni Rp44,91 triliun menjadi Rp50,03 triliun. Meskipun secara nominal mengalami pertumbuhan, EBITDA pada kuartal III/2019 lebih rendah bila dibandingkan dengan EBITDA pada kuartal III/2017 yakni Rp50,05 triliun.
Dia pun enggan mengomentari pertumbuhan laba yang cenderung melambat. Pastinya, dia menyebut pada kuartal IV/2019, perusahaan bisa merealisasikan pertumbuhan pendapatan di kisaran 5%.
Harry pun menuturkan pada periode ini perseroan bisa menekan biaya operasi yang mencakup biaya karyawan, perawatan dan penurunan biaya akibat pengurangan produksi kartu SIM sebagai imbas penerapan registrasi kartu.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah (kiri) didampingi Direktur Keuangan Harry M. Zein memberi penjelasan di sela-sela RUPST, di Jakarta, Jumat (24/5/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam
Pos beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi turun sebesar 7,11% menjadi Rp31,05 triliun dari Rp33,43 triliun. Kemudian, beban karyawan turun 5,34% menjadi Rp9,74 triliun dari Rp10,29 triliun.
“Ekspektasi pada kuartal IV tetap berharap pertumbuhan pendapatan di mid single digit,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (30/10/2019) malam.
Ekspektasi tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek bisnis data dan seluler terus menguat meskipun dari sisi enterprise tak terangkat.
Dikutip dari laporan keuangannya, segmen enterprise membukukan pendapatan Rp29,27 triliun atau turun 7,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp31,79 triliun. Menurutnya, lesunya segmen enterprise diakibatkan belum adanya pembelian layanan baru dari pelanggan segmen enterprise.
Kendati demikian, Harry menyebut masih ada lini bisnis lain yang tumbuh cukup signifikan yakni jaringan internet kabel Indihome yang tumbuh 59%. Meskipun tumbuh cukup besar, bisnis ini berkontribusi sebesar 12% hingga 15% terhadap pendapatan total.
“Asumsinya di mobile seluler udah agak pulih kalau dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu kan masih minus,” katanya.
Hingga akhir sesi I perdagangan Kamis (31/10/2019), saham TLKM terkoreksi 140 poin atau 3,28% ke level Rp4.130 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2019, saham BUMN ini mencetak kenaikan 10,13%.