Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Kendaraan Bermotor Masih Akan Rendah, Ini Pengaruhnya ke Saham ASII

Analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus mengatakan bahwa perlambatan itu menjadi indikasi awal bahwa konsumsi masyarakat tidak sekuat prediksi pasar, karena konsumsi rumah tangga masih menjadi pilar utama pendukung geliat perekonomian domestik.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan retail yang berkaitan dengan sektor konsumer termasuk penjualan kendaraan bermotor, diprediksi masih akan lesu karena melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.

Analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus mengatakan bahwa perlambatan itu menjadi indikasi awal bahwa konsumsi masyarakat tidak sekuat prediksi pasar, karena konsumsi rumah tangga masih menjadi pilar utama pendukung geliat perekonomian domestik.

Ditambah lagi faktor global berupa tren penurunan harga komoditas, perang dagang antara Amerika dan China yang berlanjut pada perang mata uang sehingga memicu pelemahan nilai tukar sejumlah negara, termasuk Indonesia. Hal ini diyakini akan semakin menggerus daya beli masyarakat.

Langkah Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut demi menopang daya beli masyarakat, menjadi tak mudah karena rupiah yang melemah.

Dengan berbagai faktor di atas PT Bahana Sekuritas memperkirakan, penjualan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua masih akan lemah karena kemampuan masyarakat untuk membeli mobil akan semakin terbatas. Demikian juga halnya penjualan motor diperkirakan masih akan tumbuh single digit karena penetrasi motor yang sudah cukup tinggi.

“Demi menggenjot penjualan mobil dan motor hingga akhir tahun di tengah-tengahnya turunnya permintaan, pemberian diskon yang lebih agressif akan terjadi pada semester kedua,” kata Anthony Yunus.

Anthony memaparkan bahwa PT Astra Internasional Tbk. (ASII), salah satu pemain otomotif terbesar di Indonesia, pada kuartal dua juga mencatat volume penjualan dan margin dari kendaraan roda empat lebih rendah dari ekspektasi semula, meski penurunannya tidak seburuk industri secara keseluruhan.

Badan Pusat Statistis (BPS) mencatat ekonomi pada kuartal dua 2019 tumbuh sebesar 5,05 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 55,79 persen, diikuti dengan sumbangan investasi yang tercatat sebesar 31,25 persen.

Pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 8,71 persen, sedangkan kontribusi ekspor masih negatif akibat masih tingginya impor.

Bank sentral telah memotong suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75 persen dari yang sebelumnya sebesar 6 persen, pada Juli untuk mendorong geliat perekonomian di tengah-tengahnya rendahnya perkiraan inflasi hingga akhir tahun ini.

REKOMENDASI ASII

Pada kuartal kedua 2019, Astra Internasional membukukan laba bersih sebesar Rp 4,6 triliun atau turun 15 persen, dibanding periode yang sama tahun lalu akibatnya rendahnya penjualan dari sektor otomotif dan komoditas khususnya CPO.

Melihat pencapaian hingga kuartal dua tahun ini, Bahana mengubah perkiraan pendapatan dan laba bersih perusahaan berkode saham ASII ini hingga akhir 2019.

Bahana memperkirakan pendapatan ASII akan mencapai Rp 240,7 triliun pada akhir tahun ini, dari perkiraan semula sebesar Rp 249,3 triliun.

Laba bersih diperkirakan mencapai Rp 20,7 triliun, dari perkiraan semula sebesar Rp 23 triliun. Pendapatan dari segmen otomotif diperkirakan akan mencapai Rp 104,7 trililiun, dari perkiraan semula sebesar Rp 106,8 triliun.

Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini memberikan rekomendasi ‘Hold’ untuk saham ASII dari yang sebelumnya ‘Buy’, dengan target harga Rp 7.500 dari yang sevelumnya 8.300/lembar saham.

Bahana memperkirakan volume penjualan kendaraan roda empat secara industri akan mencapai 1,082 juta unit pada akhir 2019, atau turun sebesar 6 persen dari realisasi penjualan sepanjang 2018. Penjualan kendaraan roda empat ASII diperkirakan turun sebesar 4,8 persen secara tahunan.

Penjualan kendaraan roda dua secara industri diperkirakan akan mencapai 7,088 juta unit sepanjang 2019, atau tumbuh sebesar 8 persen secara tahunan. Penjualan kendaraan roda dua Astra diperkirakan akan tumbuh sebesar 12 persen secara tahunan pada akhir 2019.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper