Bisnis.com, JAKARTA -- PT Elnusa Tbk. memproyeksikan nilai kontrak baru hingga akhir tahun ini minimal mencapai Rp5,5 triliun. Angka ini naik sebesar 12,24% dibandingkan tahun lalu yang senilai Rp4,9 triliun.
Direktur Utama PT Elnusa Tbk. Tolingul Anwar mengatakan, per hari ini total nilai kontrak yang telah dikantongi oleh perseroan mencapai kisaran Rp3 triliun. Angka itu diyakini bakal terus meningkat mengingat saat ini perseroan masih melakukan tender berbagai proyek.
"Yang jelas kontrak baru sangat signifikan sekali. Satu kontrak bisa di atas Rp500 miliar. Mudah-mudahan tahun ini bisa di atas Rp5,5 miliar," jelasnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/8/2018).
Kontrak tersebut berasal dari berbagai proyek. Diantaranya adalah downstream service yang meliputi transportation distribution, depot management, fuel trading, chemical trading, dan retail fuel, serta kontrak untuk seismik. "Untuk proyeknya banyak dan sangat beragam," imbuhnya.
Dia menambahkan, tahun ini perolehan kontrak baru memang bakal meningkat signifikan. Pasalnya, secara bisnis sektor energi pada tahun ini lebih menjanjikan dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal itu juga yang menyebabkan kinerja perseroan pada enam bulan pertama tahun ini cukup positif. Emiten bersandi saham ELSA itu mencatatkan pendapatan mencapai Rp2,92 triliun. Nilai itu meningkat 46,46% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp1,99 triliun.
Per Juni 2018, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ELSA mencapai Rp127,66 miliar. Nilai tersebut melonjak 783,91% yoy dari semester I/2017 sebesar Rp14,44 miliar.
Menurut Tolingul, tahun ini kinerja berbagai proyek ELSA lebih terukur dibandingkan tahun lalu. Sekedar informasi, tahun lalu, mayoritas proyek-proyek besar baru dikerjakan pada pengujung tahun.
Peningkatan kinerja ELSA didominasi segmen logistik dan distribusi energi yang tumbuh sebesar 50%. Pertumbuhan ini meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan usaha menjadi sebesar 56%.
"Faktor pertumbuhan segmen ini karena penambahan beberapa proyek baru dan ditunjang kenaikan volume penjualan dan penyaluran bahan bakar minyak," ujarnya.
Pada jasa hulu migas, pertumbuhan signifikan terjadi pada lini production dan operation maintenance yang naik lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu.
Moncernya lini bisnis ini tercermin dari kenaikan volume pekerjaan pada bisnis berbasis aset seperti hydraulic workover, coiled tubing, drilling fluid, dan engineering procurement construction & operation maintenance.
Dia menambahkan, saat ini perseroan tengah mengembangkan bisnis jasa survei seismik laut. Setelah memiliki ELSA Regent, yakni kapal seismik berbendera Indonesia, perseroan telah melengkapi kemampuan teknis offshore dengan investasi peralatan terbaru.