Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Komisaris Bantah Terjadi Pengambilalihan Paksa Dalam RUPS

Komisaris PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. membantah terjadi pengambilalihan secara paksa (hostile take over) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar hingga Jumat (27/7/2018) malam.
Presdir PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Stefanus Joko Mogoginta (kedua kiri) bersama Direktur Budhi Istanto Suwito (kiri), Chief Finance Officer Sjambiri Lioe (ketiga kiri), Independent Director Jo Tjong Seng (kedua kanan) dan Direktur Hendra Adisubrata (kanan) memberikan keterangan pers terkait PT Induk Beras Unggul (IBU) yang dalah kasus dugaan beras oplosan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/7)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Presdir PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Stefanus Joko Mogoginta (kedua kiri) bersama Direktur Budhi Istanto Suwito (kiri), Chief Finance Officer Sjambiri Lioe (ketiga kiri), Independent Director Jo Tjong Seng (kedua kanan) dan Direktur Hendra Adisubrata (kanan) memberikan keterangan pers terkait PT Induk Beras Unggul (IBU) yang dalah kasus dugaan beras oplosan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/7)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA--Komisaris PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. membantah terjadi pengambilalihan secara paksa (hostile take over) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar hingga Jumat (27/7/2018) malam.

Pernyataan itu disampaikan oleh Komisaris Tiga Pilar Sejahtera Food yang duduk di jajaran dewan komisaris mewakili KKR Asset Management, yakni Jaka Prasetya.

"Enggak ada hostile. Kami enggak beli saham lagi, kami belum pernah beli saham lagi. Kami tak beli saham. Kalau hostile itu nambah-nambah lagi," ucapnya di gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (27/7/2018).

Selain Jaka, jajaran komisaris Tiga Pilar Sejahtera Food diisi oleh Anton Apriyantono sebagai Komisaris Utama, Kang Hongkie Widjaja sebagai Wakil Komisaris Utama, dan Hengky Koesanto sebagai Komisaris.

Hingga 26 Juli 2018, Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat nama-nama pemegang saham AISA dengan kepemilikan lebih dari 5% hanya terdiri atas lima pihak. Mereka ialah Morgan Stanley and Co. LLC yang mewakili Spruce Investors Limited 6,52%, Primanex Limited 5,38%, JPMB Throphy Investors I Ltd. 9,33%, Trophy 2014 Investor Ltd. c/o KKR Asset Management LLC 9,09%, dan BBH Luxembourg Fidelity Fund 7,98%.

Adapun nama PT Tiga Pilar Corpora tidak lagi masuk dalam jajaran pemegang saham AISA dengan kepemilikan lebih dari 5%. Berdasarkan catatan Bisnis.com, PT Tiga Pilar Corpora melakukan aksi jual 213,34 juta saham AISA pada 1 Juni 2018.

Lewat transaksi jumbo itu saja, kepemilikan saham PT Tiga Pilar Corpora turun tajam dari 383,19 juta saham (11,91%) menjadi hanya 169,85 juta saham (5,28%).

Sebelumnya, RUPS emiten berkode saham AISA itu berlangsung ricuh dan berakhir dengan walk out jajaran direksi perseroan. Setelah keluar dari ruang RUPS, Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera Food Stefanus Joko Mogoginta menuding terjadi pengambilalihan secara paksa (hostile take over) perseroan dalam rapat tersebut.

"Ini jelas hostile take over. Tadi pak Anton (Apriantono) [Presiden Komisaris Tiga Pilar Sejahtera Food] menjelaskan ditekan oleh pak Joko Prasetia [Komisaris AISA mewakili KKR] tanggal 25 untuk membuat suatu kesepakatan. Inilah menjadi skenario yang jelas jahat dan busuk!" ucapnya.

Kesepakatan yang dimaksud, imbuh Joko, berupa pencabutan tanda tangan dalam Laporan Keuangan 2017 yang disusun oleh direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

"[Pak Anton] ditekan mau di-sue kalau tanda tangan [Laporan Keuangan 2017]," kata Joko.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com, RUPS yang digelar AISA berlangsung ricuh. Pasalnya, lebih dari 50% pemegang saham tidak menerima Laporan Keuangan 2017.

Pelaksanaan RUPS juga diwarnai oleh teriakan dari sejumlah pihak. Salah satunya, tudingan kepada direksi yang dinilai tidak becus dalam mengelola perseroan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper