Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Menunggu Penerbitan Obligasi Daerah

Pelaku pasar menunggu penerbitan obligasi daerah. Pasalnya selama ini rencana penerbitan pendanaan melalui pasar modal ini selalu gagal terealisasi.
Ilustrasi/www.hennionandwalsh.com
Ilustrasi/www.hennionandwalsh.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku pasar menunggu penerbitan obligasi daerah. Pasalnya selama ini rencana penerbitan pendanaan melalui pasar modal ini selalu gagal terealisasi.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia menjelaskan, ada sejumlah faktor yang membuat obligasi daerah selalu gagal diterbitkan.

Pertama mengenai otoritas lembaga eksekutif atau kepala daerah. Untuk dapat menerbitkan obligasi, kepala daerah harus meminta perserujuan dari legislatif atau DPRD, sehingga penuh dengan kepentingan politik.

"Kalau kepala daerah punya otoritas penuh akan berbeda halnya. Obligasi daerah akan gampang diterbitkan," katanya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Kedua adalah persyaratan yang cukup rumit sehingga proses yang harus dilalui oleh pemerintah daerah sering berhenti di tengah jalan. Alhasil, penerbitan oligasi melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Kata Ramdhan, dana obligasi daerah yang diterbitkan oleh BPD akan digunakan untuk kepentingan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sehingga proses yang berjalan tidak serumit penerbitan obligasi oleh pemerintah daerah.

"Kalau yang menerbitkan pemerintah daerah ada tarik-menarik, karena memang prosesnya berbelit. Padahal pasat menunggu obligasi ini, tapi tidak pernah terbit."

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat potensi dari penerbitan obligasi daerah mencapai Rp20 triliun. Potensi itu muncul dari rencana penerbitan yang dilakukan oleh tiga pemerintah provinsi dan satu pemerintah kabupaten.

Provinsi yang berminat adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Adapun satu-satunya pemerintah tingkat II yang sejauh ini menyatakan minatnya untuk menerbitkan obligasi daerah adalah Kabupaten Banyuwangi.

"Mungkin [total potensinya] sekitar Rp20 triliun barangkali. Jawa Tengah kemungkinan besar tahun ini, dan yang lain akan menyusul," kata Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal IIB OJK Djustini Septiana kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper