Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polemik Tarif Kedelai China Picu Permintaan CPO Berjangka

Minyak kelapa sawit atau crude palm oil sebagai komoditas substitusi dari kedelai berpotensi beruntung karena lonjakan perang dagang Amerika Serikat dan China telah merambah pada kedelai.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak kelapa sawit atau crude palm oil sebagai komoditas substitusi dari kedelai berpotensi beruntung karena lonjakan perang dagang Amerika Serikat dan China telah merambah pada kedelai.

Sejumlah analis berpendapat bahwa rencana Pemerintah Xi Jinping untuk membalas bea impor pada kedelai AS memberi petunjuk bahwa pembeli beralih ke komoditas alternatif yakni CPO.

Kondisi tersebut dinilai dapat meningkatkan harga dari minyak nabati yang sebagian besar ditanam di Indonesia dan Malaysia tersebut.

“CPO yang merupakan pengganti kedelai mungkin akan mengalami peningkatan permintaan dari China karena lebih luas spread antara kedua minyak nabati akan membuat CPO lebih menarik,” kata Chong Hoe Leong, research analyst Public Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur.

Senada, analis di Affin Hwang Investement Bank Bhd Nadia Aquidah mengatakan, perusahaan perkebunan CPO diuntungkan dari tarif yang diberlakukan karena dapat membantu meningkatkan permintaan dan mengangkat harga CPO.

Seperti diketahui, harga CPO biasanya akan terseret harga kedelai. Terpantau, harga kedelai pada perdagangan Kamis (5/4) pukul 15.20 WIB di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 2,5 poin atau 0,25% menjadi US$1.017,75 sen per bushel. Sepanjang tahun, harga telah tumbuh 6,91%.

“Stok CPO di Indonesia dan Malaysia kemungkinan dapat turun jika tarif terus berjalan,” kata Nadia.

Indonesia dan Malaysia berkontribusi sekitar 84% dari pasokan global. Menurut survei Bloomberg yang dilakukan terhadap sejumlah pekebun, pedagang, dan analis, persediaan CPO pada periode Maret menjadi 2,28 juta ton, turun 8,1% dari bulan sebelumnya.

“Paling tidak akan ada kenaikan harga jangka pendek,” kata Nadia.

Analis CIMB Investment Bank Bhd Ivy Ng memproyeksikan, harga CPO pada April akan bergerak di kisaran 2.400 ringgit-2.600 ringgit per ton, sementara sepanjang 2018 diprediksi akan mencapai harga rata-rata di 2.700 ringgit per ton.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper