Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dampak Peningkatan Peringkat Surat Utang JCRA ke Indonesia

Peningkatan peringkat surat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Jepang, yakni Japan Credit Rating Agency berpotensi meningkatkan arus investasi Jepang ke Indonesia dan minat atas emisi Samurai Bond pemerintah tahun ini.
Ilustrasi/www.hennionandwalsh.com
Ilustrasi/www.hennionandwalsh.com

Bisnis.com, JAKARTA—Peningkatan peringkat surat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Jepang, yakni Japan Credit Rating Agency berpotensi meningkatkan arus investasi Jepang ke Indonesia dan minat atas emisi Samurai Bond pemerintah tahun ini.

JCRA menaikkan peringkat untuk dua kategori Indonesia sebagai penerbit surat utang jangka panjang, yakni untuk denominasi lokal dan denominasi asing. JCRA juga mengubah outlook untuk peringkat Indonesia dari positif menjadi stabil.

Peringkat Indonesia sebagai foreign currency long-term issuer naik dari BBB- menjadi BBB, sedangkan sebagai local currency long-term issuer naik dari BBB menjadi BBB+. Selain itu, JCRA juga memberi peringkat BBB terhadap obligasi Indonesia dari sebelumnya BBB-.

Dalam rilisnya yang terbit Kamis (8/2/2018), JCRA mengungkapkan bahwa sejak pemerintahan Joko Widodo pada 2014 lalu telah terjadi reformasi struktural di Indonesia yang bertujuan menciptakan keberlanjutan pertumbuhan yang tidak tergantung pada sektor sumber daya alam.

JCRA mencatat telah terjadi perbaikan iklim investasi di Indonesia yang ditandai peningkatan investasi privat domestik dan asing. Pembangunan infrastruktur juga sangat masif karena komitmen tinggi dari pemerintah. Selain itu, daya tahan negara terhadap gejolak ekternal pun kini makin kuat.

“Menimbang hal tersebut, JCRA telah meningkatkan peringkat Indonesia satu notch dan mengubah outlook menjadi stabil,” ungkap tim analis JCRA.

Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, menilai secara umum peningkatan peringkat oleh JCRA ini relatif minim dampaknya terhadap dinamika pasar obligasi Indonesia terutama karena pangsa pasarnya yang relatif rendah bila dibandingkan lembaga pemeringkat internasional lain seperti S&P, Fitch, dan Moody’s.

“Mestinya bila berita positif, pasar pasti akan merespon positif. Namun, apakah dampaknya akan signifikan, mungkin tidak karena ini sudah sama dengan Fitch dan secara market share mereka juga tidak sebesar tiga rating agencies yang lain,” katanya, Kamis (8/2/2018).

Anil Kumar, Fixed Income Analyst Ashmore Asset Management Indonesia, mengatakan bahwa peningkatan peringkat oleh JCRA ini dampaknya lebih khusus akan terasa pada hubungan investasi antara Indonesia dan Jepang.

Beberapa investor Jepang memiliki mandat yang menyebabkan mereka hanya bisa berinvestasi di instrumen-instrumen yang memiliki peringkat layak investasi. Peningkatan peringkat Indonesia oleh JCRA ini menambah kepercayaan diri kelompok investor ini untuk makin genjar berinvestasi di Indonesia.

Anil mengatakan, beberapa investor Jepang selama ini masih skeptis karena peringkat Indonesia masih di level investment grade terbawah. Adanya peningkat peringkat ini semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang prospektif sebagai tujuan investasi.

Hal ini menunjukkan pengakuan internasional semakin besar bahwa Indonesia sudah berada pada arah perbaikan ekonomi yang tepat dan apresiasi atas upaya pemerintah Indonesia untuk selalu menjaga ekonomi Indonesia tetap sehat.

“Peningkatan peringkat ini akan menyebabkan lebih banyak lagi investasi dari investor Jepang yang bisa masuk ke Indonesia. Ini bagus untuk likuiditas dan permintaan di setiap lelang yang akan datang di Indonesia,” katanya.

SAMURAI BOND

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research MNC Sekuritas, mengatakan bahwa peningkatan peringkat ini akan sangat baik manfaatnya terhadap rencana pemerintah untuk menerbitkan Samurai Bond.

Adapun, pemerintah telah menyampaiakan rencana untuk tetap menerbitkan instrumen Samurai Bond tahun ini, atau obligasi global dengan denominasi valuta asing yakni yen Jepang. Namun, pemerintah belum mengungkapkan target nominal penerbitannya.

Made mengatakan, dengan adanya peningkatan peringkat dari lembaga pemeringkat asal Jepang, minat investor jepang terhadap Samurai Bond akan meningkat tahun ini. Emisi Samurai Bond diperkirkan akan dilakukan pemerintah pada akhir semester pertama.

“Cost of fund juga bisa turun sehingga sangat menguntungkan untuk pemerintah. Dengan kondisi seperti ini, investor Jepang akan tertarik masuk ke kita, baik pada Samurai Bond, maupun pada bond denominasi dolar atau rupiah,” katanya.

Made mengatakan, meski market share JCRA relatif kecil dan kurang begitu diperhatikan dalam skala global, tetapi exposure Indonesia yang cukup besar ke Jepang menyebabkan perubahan peringkat ini cukup berarti.

Sebelumnya, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan bahwa pemerintah berencana menerbitkan seluruh obligasi global dalam denominasi asing pada semester pertama tahun ini, termasuk Samurai Bond.

Dirinya membuka peluang untuk peningkatan emisi obligasi global, termasuk dalam Samurai Bond, bila permintaan obligasi domestik relatif terbatas. Membaiknya peringkat surat utang Indonesia secara umum memberi pemerintah posisi tawar yang lebih baik untuk menekan biaya dana.

“Dari sekitar Rp846 triliun [penerbitan kotor surat berharga negara 2018], kebutuhan valas kita sekitar 17%-20%, tetapi kita bisa sesuaikan. Kalau demand domestik meningkat, bisa kita kurangi [emisi obligasi global], tetapi kalau demand domestik tidak terlalu strong, bisa kita tingkatkan misalnya ke angka 25%,” ungkapnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper