Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,35% atau 46 poin ke Rp13.287 per dolar AS pada perdagangan Kamis (8/12/2016).
Penguatan mata uang Garuda itu sejalan dengan mata uang di kawasan regional Asia yang juga cenderung terapresiasi.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang hari ini kurs rupiah bergerak di kisaran Rp13.263/US$ hingga Rp13.339/US$.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terapresiasi 0,24% atau 32 poin ke Rp13.304 per dolar AS.
Adapun, kurs transaksi BI dipatok Rp13.371/US$ untuk kurs jual dan Rp13.237 /US$ untuk kurs beli.
Sementara itu indeks dolar AS terpantau melemah 0,26% ke 99,97.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta dalam risetnya menilai potensi penguatan rupiah masih tersedia sejalan dengan ruang penguatan SUN yang masih ada.
Sebelumnya, rupiah juga terus menguat hingga Rabu sore bersamaan dengan penguatan tajam SUN yang juga diiringi oleh penguatan kurs di Asia.
Berita buruk dari cadangan devisa yang turun akibat kebijakan stabilisasi rupiah oleh BI sepanjang Nov 2016, tidak terlalu direspon pasar, mungkin hal ini dianggap wajar atau bahkan perlu dilakukan di saat turbulensi di pasar keuangan global meningkat tajam.
Fokus saat ini masih ke pertemuan ECB yang mana diperkirakan memberikan dampak positif ke rupiah juga stimulus ditambah atau diperpanjang.