Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,53% atau 72 poin ke Rp13.440 per dolar AS pada perdagangan Senin (5/12/2016).
Rupiah kembali ke bawah Rp13.500 dan merupakan level terkuat dalam 9 hari.
Peenguatan mata uang Garuda itu terjadi saat mata uang di kawasan regional Asia bergerak bervariasi.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang hari ini kurs rupiah bergerak di kisaran Rp13.415/US$ hingga Rp13.557/US$.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 8 poin atau 0,06% ke level Rp13.516/US$.
Adapun, kurs transaksi BI dipatok Rp13.584/US$ untuk kurs jual dan Rp13.448/US$ untuk kurs beli.
Sementara itu, penguatan indeks dolar AS terpantau menipis menjadi 0,12% ke 100,89.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta dalam risetnya hari ini menilai penguatan rupiah sempat tertahan oleh penguatan dolar AS menyusul meningkatnya ketidakpastian di Italia.
“Mundurnya PM Italia pada hari ini menyusul hasil referendum yang menolak usulannya bisa mengembalikan penguatan dolar AS. Penguatan rupiah tertahan,” ungkapnya.
Adapun fokus investor global selanjutnya tertuju pada pertemuan ECB di minggu ini.