Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar yuan melemah melampaui level yang diprediksi, setelah para pembuat kebijakan mengisyaratkan berlanjutnya pelemahan mata uang China tersebut di tengah penguatan dolar AS serta turunnya performa ekspor.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar yuan melemah 0,19% ke 6,7574 per dolar AS pada pukul 10.59 WIB., memperpanjang pelemahan mingguan ketiga berturut-turut.
Menurut prediksi rata-rata dalam survei Bloomberg, nilai tukar yuan diperkirakan akan berakhir di posisi 6,75 akhir tahun ini.
Kinerja mata uang yuan telah tertekan akhir-akhir ini, didorong oleh spekulasi para Analis bahwa bank sentral China (People’s Bank of China/PBOC) telah mengurangi support-nya setelah yuan masuk dalam mata uang cadangan IMF pada 1 Oktober, serta dolar AS menguat ke level tertinggi dalam tujuh bulan.
“Berlanjutnya penguatan dolar telah membebani yuan. PBOC tidak akan melawan penguatan dolar serta membuat batasan, setidaknya dalam beberapa pekan ke depan,” ujar Andy Ji, ahli strategi mata uang Commonwealth Bank of Australia.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Jumat, 21/10/2016), mata uang yuan yang diperdagangkan di Shanghai telah turun 1,2% bulan ini di saat ekspektasi kenaikan suku bunga AS memacu reli dolar. Mata uang tersebut saat ini berselisih 1,1% dari level 6,83 yang ditetapkan oleh China pasca krisis finansial global 2008.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar terhadap sejumlah mata uang utama siang ini terpantau menguat 0,18% atau 0,177 poin ke level 98,492 pada pukul 10.50 WIB.