Bisnis.com, JAKARTA - PT Bumi Serpong Damai Tbk. berencana menerbitkan obligasi baru untuk memenuhi kebutuhan belanja modal dan menebus (refinancing) obligasi yang akan jatuh tempo pada 2020. Obligasi baru yang akan diterbitkan akan jatuh tempo pada 2023 atau bertenor tujuh tahun.
Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menyematkan peringkat Ba3 untuk surat utang yang akan diterbitkan BSD. Dalam laporan Moody's yang dikutip, Kamis (29/9/2016), US$75 juta dana hasil penerbitan obligasi BSD untuk belanja modal, modal kerja, dan kebutuhan perseroan lainnya.
Sementara itu, sisa dana hasil penerbitan obligasi baru akan digunakan untuk membeli kembali obligasi yang jatuh tempo 2020 melalui penawaran tender atau tender offer. Obligasi jatuh tempo 2020 itu berjumlah US$225 juta dengan tingkat kupon 6,75%. Dengan kata lain, Bumi Serpong Damai berniat memperpanjang tenor obligasi dari 2020 menjadi 2023.
Secara terpisah, Sinarmas Land Ltd, induk dari BSD mengumumkan BSD akan menggelar pertemuan dengan sejumlah investor di Singapura dan Hong Kong pada Kamis, (29/9/2016). Dalam keterbukaan informasi di Bursa Singapura, Sinarsmas Land menyatakan, penawaran tender untuk pemegang obligasi jatuh tempo 2020 telah dimulai pada 27 September 2016 dan akan berakhir 10 Oktober 2016.
Jacintha Poh, a Moody's Vice President and Senior Analyst, menilai tambahan utang hingga US$75 juta akan melemahkan kinerja keuangan Bumi Serpong Damai dalam 12-18 bulan ke depan. Namun, Moody's memperkiraka perusahaan bersandi BSDE itu tetap memadai diposisikan dalam peringkat Ba3.
Di sisi lain, Moody's juga memprediksi pendapatan berulang atau recurring income akan mengalami peningkatan. "Kami memprediksi dalam 12-18 bulan ke depan pendapatan berulang akan tumbuh setidaknya 30%," ujar Poh.
Pertumbuhan itu akan ditopang oleh pendapatan sewa dari operasional properti investasi seperti Aeon Mall, Court Megastore, Q Big Mall, dan Green Office Park 9.
Sementar itu, Moody's menilai pencapaian prapenjualan atau marketing sales BSDE sebanyak Rp3,6 triliun di Agustus 2016 masih sejalan dengan ekspektasi. Jumlah tersebut juga setara 50% dari target sepanjang tahun dan pencapaian itu lebih baik dibandingkan pengembanga papan atas lain di Indonesia.