Bisnis.com, JAKARTA--Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di atas ekspektasi pasar 5,18% year-on-year pada kuartal II/2016, mendorong Indeks harga saham gabungan menembus level psikologis 5.400.
Analis PT Bahana Securities Muhammad Wafi menjelaskan penguatan Indeks mendapatkan dorongan dari pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan konsensus sebesar 5%. Indeks mencerminkan kondisi ekonomi Indonesia yang sudah mulai mengalami perbaikan dan menanjak.
"Tahun lalu buruk, semester I mulai recovery, semester II sudah mulai improvement. Ekonomi sudah terkelola dengan baik," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (5/8/2016).
Pada perdagangan akhir pekan, Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,86% sebesar 46,38 poin ke level 5.420,24. Tembusnya level 5.400 yang ditinggalkan sejak April 2015 itu terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi kuartal II/2016.
Selama sepekan, IHSG berhasil menguat 3,92% tertinggi sejak Februari 2016. Bahkan, lonjakan IHSG sepekan menjadi capaian tertinggi di Asia Pasifik.
Investor asing tercatat terus merangsek ke lantai bursa dengan aksi beli bersih Rp1,47 triliun di akhir pekan. Sejak awal tahun, investor asing membukukan net buy Rp32,5 triliun.
Pekan ini, investor asing memborong saham senilai Rp24,4 triliun dengan net buy Rp7,62 triliun. Bahkan, pada perdagangan Selasa (2/8/2016), net buy investor asing mencapai level tertinggi sepanjang tahun ini sebesar Rp2,92 triliun.
Tren masuknya dana asing ke lantai bursa melesat sejak draft Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak (tax amnesty) mulai dibahas oleh DPR pada 20 Juni 2016. Sehari kemudian, investor asing mengguyur bursa efek dengan capaian net buy sebesar Rp26,12 triliun sejak 21 Juni 2016 hingga kemarin.
Capaian net buy investor asing melesat 787,9% y-o-y dari periode yang sama tahun lalu Rp3,66 triliun. Padahal, investor asing membukukan net buy Rp3,69 triliun pada kuartal I/2016, dan Rp8,91 triliun pada kuartal II/2016.
Wafi menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat membaik bila dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya. Sehingga, Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) seiring digunakannya 7-days repo rate.
Dia memerkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini akan lebih baik seiring dengan kinerja emiten. Capaian pertumbuhan ekonomi kali ini juga lebih tinggi dari proyeksi Bahana 5,04%.
Sementara, terus merangsek masuknya investor asing ke lantai bursa diperkirakan lantaran tiga lembaga pemeringkat, Moody's Rating, Fitch Rating, dan Standard & Poor's, diproyeksi bakal menyematkan investment grade bagi Indonesia.
Standard & Poor's, menjadi satu-satunya lembaga pemeringkat internasional yang belum menyematkan investment grade. Catatan utamanya, defisit APBN harus mampu ditutup pemerintah agar mampu menggenjot proyek infrastruktur.
"Poinnya, celah defisit APBN dapat ditutup dengan tax amnesty. Makannya, investor asing masuk cukup tinggi," kata dia.