Bisnis.com, JAKARTA - PT Trans Bumi Serbaraja, anak usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk. mengestimasi bisa merealisasikan pencairan pinjaman atau financial close proyek jalan tol Serpong--Balaraja.
Presiden Direktur Bumi Serpong Damai, FX Ridwan Darmali, mengatakan Trans Bumi Serbaraja yang 50% sahamnya dimiliki perseroan telah meneken perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) pada Kamis (9/6/2016).
"Sekarang proses berikutnya ke bank, kami sudah bicara dengan satu bank dan mereka pasti akan sindikasi," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Dia mengimbuhkan, jumlah pinjaman yang akan ditarik mencapai Rp4,2 triliun atau 70% dari total nilai proyek jalan tol sepanjang 30 km tersebut.
Adapun, sisa biaya investasi akan dipenuhi dari modal yang disetor pemegang saham. Selain BSDE, saham Trans Bumi Serbaraja juga dimiliki PT Astratel Nusantara dan PT Transindo Karya dengan porsi masing-masing 25%.
Menurut Ridwan, pembebasan proyek tol ini telah mencapai lebih dari 80%. Trans Bumi Serbaraja sebagai badan usaha jalan tol(BUJT) akan segera memulai konstruksi seksi pertama sepanjang 10 km. Secara keseluruhan konstruksi tol ini ditargetkan rampung pada 2018.
Di sisi lain, BSDE berpotensi meraup pendapatan sebanyak Rp900 miliar dari penjualan lahan ke Trans Bumi Serbaraja. Pasalnya, ruas tol Serpong--Balaraja akan menggunakan lahan miliki BSDE
Kendati demikian, pendapatan tersebut tidak menjadi bagian dari target prapenjualan atau marketing sales perseroan sepanjang tahun ini sebanyak Rp6,8 triliun.
Operasional tol Serpong--Balaraja diperkirakan juga akan mengerek harga lahan di sekitar tol. Direktur BSDE, Hermawan Wijaya sebelumnya mengatakan kenaikan harga lahan diestimasi mencapai 5%--6%.
"Di mana ada pembangunan infrastruktur, lazimnya permintaan properti pasti naik. tapi kami gak mau overpromising juga," jelasnya.
Sebagai gambaran, saat ini harga lahan di Serpong, terutama di BSD City mencapai Rp12 juta hingga Rp13 juta per meter persegi untuk kawasan perumaha. Sementara itu, harga lahan komersial berada di kisaran Rp18 juta--Rp20 juta per meter persegi.