Sementara itu, saham emiten sektor energi pelat merah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. pada perdagangan Rabu (20/1/2016), tercatat anjlok 5,01% dan menjadi salah satu top laggers.
Akuntino menilai melorotnya harga saham PGAS ke level Rp2.370 per lembar disebabkan oleh rencana pemerintah yang ingin menurunkan harga jual gas di pasaran. Diproyeksikan, rencana itu akan menekan margin keuntungan PGN, sehingga banyak investor yang menghitung ulang portofolio mereka.
Menurutnya, jika PGN mengakuisisi perusahaan tambang Migas, hal itu diproyeksi dapat mendukung kinerja perseroan. Saat ini, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) PGAS baru mencapai 80% dan terbilang sehat.
"Bila manajemen mau akuisisi, pertimbangannya PGN akan mengambil bisnis di hulu biar kinerja bisa tertolong karena sebagai distributor, margin akan tertekan," katanya.
Menanggapi hal tersebut, manajemen PGN belum menjawab telepon dan pesan singkat yang dilayangkan Bisnis.com.