Bisnis.com, JAKARTA— Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Jumat (15/1/2016) rupiah menguat 40 poin atau 0,29% ke Rp13.867/US$.
Pada Kamis, rupiah ditutup melemah 72 poin atau 0,52% ke Rp13.907 per dolar AS.
Rupiah tertekanan pada perdagangan kemarin. Sejumlah sentimen eksternal mebayangi gerak kurs global, termasuk rupiah.
Apalagi di dalam negeri terjadi ledakan bom di kawasan Thamrin, sehingga rupiah tertekan ke atas level 13.900.
Sewaktu Bank Indonesia mengumumkan memangkas BI Rate, rupiah sempat meninggalkan level 13.900. Namun akhirnya menyerah ditutup ke 13.907.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
IHSG rebound, rupiah masih melemah di pasar spot 0.02% atau 3 poin ke Rp13.910 per dolar AS.
Indeks dolar AS melemah 0,07% ke 99,016
Rupiah kembali menguat 3 poin atau 0,02% ke Rp13.904/US$, dan bergerak di kisaran 13.867-13.933
Rupiah melemah 16 poin atau 0,12% ke Rp13.923 per dolar AS.
Rupiah menguat 17 poin atau 0,12% ke Rp13.890/US$
Rupiah bergerak menguat 6 poin atau 0,04% ke Rp13.901 per dolar AS di akhir sesi I perdagangan bursa saham.
Defisit neraca perdagangan Indonesia menipis pada akhir Desember. Nilai ekspor dari Tanah Air turun 14,62% pada 2015.
Badan Pusat Statistik melaporkan aktivitas perdagangan internasional Indonesia sepanjang Desember menghasilkan defisit US$236 juta. Defisit perdagangan turun dibandingkan defisit US$408,0 juta yang tercatat per November.
Nilai ekspor Indonesia turun 17,66% year on year pada Desember menjadi US$11.111,2 juta, sedangkan nilai impor turun 16,02% menjadi US$12.122,1 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia turun 14,62% pada 2015 dari US$176,29 miliar menjadi US$150,25 miliar. Adapun nilai impor turun 19,89% dari US$178,18 menjadi US$142,74 miliar.
Rupiah bergerak menguat 14 poin atau 0,1% ke Rp13.893 per dolar pada pukul 10.44 WIB. Rupiah masih konsisten terapresiasi setelah BPS mengumumkan data neraca perdagangan.
Defisit neraca perdagangan Indonesia menipis dari US$408 juta per November menjadi US$236 juta per Desember.
Mayoritas mata uang di Asia Tenggara menguat, hanya dolar Singapura yang melemah (-0,13%).
Mata uang yang menguat adalah peso Filipina (+0,18%), ringgit Malaysia (+0,27%), baht Thailand (+0,17%), dan rupiah menguat 0,20% atau 29 poin ke Rp13.879 per dolar AS.
Rupiah menguat 16 poin ke 13.891
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (15/1/2016) Akan mendapat sejumlah sentimen positif.
“Rupiah secara umum masih akan tertekan sentimen penguatan dolar di pasar global. Akan tetapi harga minyak yang mulai naik serta optimisme pasca pemangkasan BI Rate bisa mendorong penguatan rupiah ke depan, “ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (14/1/2016).
Dikemukakan harga minyak kembali naik cukup signifikan, seiring dengan semakin terbukanya konflik militer antara Arab Saudi dan Iran.
Di sisi lain, ujarnya, harga barang impor AS yang berkurang deflasinya serta keputusan Bank Sentral Inggris mempertahankan suku bunga serta stimulus (QE) berhasil menjaga sentimen dolar kuat di pasar global.
“Malam nanti ditunggu angka penjualan ritel AS yang diperkirakan memburuk,” kata Rangga.
Dari dalam negeri, rupiah melemah semenjak pembukaan Kamis pagi bersamaan dengan kurs lain di Asia.
“Aksi teror bom bunuh diri yang disertai penembakan menjelang jeda siang sempat mendorong rupiah lebih lemah lagi, yang disertai oleh penurunan drastis IHSG,” kata Rangga.
Akan tetapi, ujarnya, menjelang sore, BI Rate yang dipangkas 25 bps berhasil mengangkat kembali optimisme di pasar keuangan.
“Siang ini ditunggu data neraca perdagangan yang diperkirakan sedikit melebar defisitnya,” kata Rangga.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Jumat (15/1/2016) rupiah menguat 40 poin atau 0,29% ke Rp13.867/US$.
Penguatan indeks dolar AS menjadi tantangan bagi rupiah pada perdagangan hari ini