Bisnis.com, JAKARTA– Harga tembaga diprediksi menguat 24% menjadi US$7.049 per metrik ton pada akhir tahun nanti. Morgan Stanley pun melaporkan ancaman menyusutnya permintaan komoditas logam industri itu tidak akan terjadi.
Tom Price, Analis Morgan Stanley, mengatakan cukup terkejut dengan pergerakan harga tembaga terakhir yang melemah.
“Tapi, kami tetap yakin tembaga pada tahun ini akan masuk ke tren penguatan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (20/1/2015).
Pada pekan lalu, tembaga sempat anjlok 6,2% dan berada di level terendah sejak enam tahun terakhir setelah Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Lalu sejak Juli 2014 sampai 12 Januari 2015, harga tembaga selalu dipengaruhi dengan kejatuhan harga minyak.
Dalam laporan Morgan Stanley disebutkan pengaruh harga minyak terhadap harga tembaga secara perlahan terkikis dan komoditas logam industri itu berpotensi masuk tren penguatan.
“Permintaan tembaga dalam rentang 2015-2017 akan lebih tinggi hingga membuat pasokan defisit. Potensi defisit dari rentang waktu tersebut antara 70.000 sampai 100.000 ton,” jelas Morgan Stanley dalam laporannya.
Perdagangan terakhir tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) pada 19/01/2015, harga tembaga turun 0,75% menjadi US$5.672 per metrik ton.
Sementara itu, sampai perdagangan pukul 10:50 WIB, tembaga berjangka di New York Commodity Exchange (COMEX) jatuh 0,92% menjadi US$2,59 per pon.