Bisnis.com, MALANG—Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menargetkan komoditi yang diperdagangan menjadi referensi harga komoditi utama dunia pada 2015.
Direktur Utama BBJ Sherman Rana Krishna mengatakan sampai saat ini baru kakao yang harganya sudah mendekati referensi harga komoditi utama dunia. Selisihnya tidak terlalu banyak.
“Ke depan, komoditi yang lainnya diharapkan bisa mengikuti komoditi kakao menjadi referensi harga,” kata Sherman Rana Krishna di sela-sela Peresmian JFX Center di Univeristas Katolik Widya Karya Malang, Senin (8/12/2014).
Untuk menjadikan komoditi yang diperdagngkan di BBJ menjadi referensi harga komoditi utama dunia, maka bursa tidak bisa berjalan sendiri melainkan perlu pula dukungan dari pemerintah.
Peran pemerintah dimaksus seperti adanya pemberian insentif pajak, maupun melokalisasi perdagangan komoditi.
Pemerintah berhak mengatur masalah tersebut, namun masalah pelaku perdagangan berjangka apakah bersedia atau tidak.
“Kalau tidak mau, ya, sulit diterapkan,” ujarnya.
BBJ sendiri, lanjut dia, sangat siap untuk menjadikan komoditi yang diperdagangkan di sana menjadi referensi harga komoditi utama dunia. Baik prasarana dan sarananya sudah terpenuhi.
Direktur Utama PT Agrodana Futures Laurentius Gunawan menjelaskan perusahaannya selaku pialang berjangka yang aktif di BBJ selalu mendukung bursa berjangka dalam pembentukan harga komoditi yang diharapkan menjadi referensi harga internasional.
“Kami akan meningkatkan transaksi kontrak multilatreral melalui BBJ,” ujarnya.
Pada 2015, lanjut Sherman, BBJ akan menambah satu lagi komoditi yang diperdagangkan di BBJ, yakni teh.
Secara produksi, Indonesia memang bukan produsen utama komoditi tersebut. Indonesia diperkirakan masuk peringkat tujuh, namun dari sisi jumlah cukup banyak.
Selain itu, teh merupakan salah satu produk perkebunan yang menjadi kebanggaan nasional.
BBJ Targetkan Jadi Referensi Harga Komoditas Dunia
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menargetkan komoditi yang diperdagangan menjadi referensi harga komoditi utama dunia pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Choirul Anam
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
36 menit yang lalu