Bisnis.com, JAKARTA — PT Buana Finance Tbk. (BBLD) diimbau untuk lebih mengawasi potensi tekanan marjin laba bersih perseroan.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Madjid Abdilla mengatakan marjin perusahaan pembiayaan sewa guna usaha itu turun menjadi 20,4% pada semester I/2014 dari sebelumnya 24,4% pada semester I/2013.
“Tingginya beban operasional dan pendanaan membuat marjin bersih Buana Finance menurun,” paparnya dalam riset yang diterima Bisnis, Senin (13/10/2014).
Namun, dia mengatakan level marjin bersih itu masih di atas rata-rata industri sejenis yang berada di kisaran 11,9%. Dia juga menilai Buana Finance masih dapat tumbuh ditengah perlambatan industri pembiayaan tahun ini.
“Melambatnya permintaan alat berat menurunkan industri leasing, yang berkontribusi sekitar 30% dari total industri pembiayaan,” tambahnya.
Seperti diketahui, fokus pembiayaan perseroan adalah kepada alat berat serta aset modal lainnya, seperti kendaraan roda empat, kapal dan mesin.
Namun, perseroan juga aktif terlibat dalam pembiayaan konsumen, terutama di sektor mobil bekas dan baru.
Adapun terkait target harga saham untuk 12 bulan kedepan, Madjid mematok pada level Rp1.060-Rp1.115 per saham.
