Bisnis.com, JAKARTA—Produksi kopi di Vietnam diperkirakan akan merosot mulai Oktober tahun ini akibat tingkat keuntungan mulai turun dan stok hasil panen masih menumpuk. Vietnam tercatat sebagai pemasok biji kopi robusta untuk Nestle SA dan Mondelez International Inc.
Hasil panen diperkirakan merosot 4% menjadi 1,64 juta metrik ton dari 1,71 juta ton tahun sebelumnya, menurut rata-rata 12 analis sebagaimana disurvei Bloomberg. Cadangan kopi yang belum terjual tercatat 19% dari produksi pada akhir Mei atau turun dari dari 20% pada waktu yang sama tahun lalu, menurut survei.
Kontrak untuk kopi robusta naik 13% pada 2014 terkait spekulasi bahwa permintaan akan melebihi pasok mulai Oktober tahun ini. Sementara itu, badai El Nino yang melanda sejumlah kawasan di Asia juga akan membuat harga tinggi, menurut Rabobank International.
“Cuaca pada tahun ini sedikit lebih buruk dan hujan turun lebih telat dari biasanya,” ujar Pham Viet Dai, seorang petani kopi di provinsi Dak Lak sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (10/6/2014).
Kemarin, kopi robusta dijual seharga US$1.897 per ton di bursa NYSE Liffe. Sedangkan harga kopi arabika tercatat US$1,7020 per pound di bursa New York menguat 54% selama tahun ini.