Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, perusahaan farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) berencana menaikkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun depan dengan mengalokasikan dana sekitar Rp205 miliar.
Direktur Utama Indofarma Elfiano Rizaldi mengatakan alokasi belanja modal itu naik 50% dibandingkan dengan anggaran yang disiapkan untuk kebutuhan bisnis tahun ini sebesar Rp100 miliar—Rp150 miliar.
Menurutnya, belanja modal itu akan digunakan untuk membeli bahan baku dan pembangunan pabrik baru di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, awal tahun depan.
“Nantinya, pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi obat dua kali lipat dari sekarang 2,5 miliar tablet/kapsul menjadi 5 miliar tablet/kapsul,” ungkapnya seperti diberitakan Bisnis Indonesia, Senin (25/11/2013).
Belanja modal itu diperoleh dari pinjaman salah satu perbankan dengan plafon Rp200 miliar yang berjangka waktu 5 tahun. Pencairan uangnya akan dilakukan tahun depan, tepatnya sesuai dengan kebutuhan pendanaan ekspansi usaha.
Selain dari pinjaman perbankan, Indofarma menyiapkan dana internal untuk mendukung pembiayaan ekspansi tahun depan.
“Meski rupiah terus melemah sekarang-sekarang ini, kami berharap tahun depan kondisinya [nilai tukar rupiah] akan membaik sehingga Indofarma bisa mengambil peluang dari kondisi tersebut,” katanya.