Bisnis.com, LONDON - Para analis memprediksi, tembaga adalah komoditas yang paling bullish dalam 8 bulan terakhir yang dipicu spekulasi peningkatan permintaan dari China seiring perbaikan ekonomi konsumen terbesar tembaga tersebut.
Sebanyak 18 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan, harga tembaga akan naik pekan ini sedangkan 7 analis menilai tembaga akan bearish dan 7 lainnya netral.
Manufaktur China tercatat naik ke titik tertinggi dalam 18 bulan terakhir selama Oktober. Hal tersebut mengerek importasi tembaga murni ke level tertinggi sejak Februari 2012 pada September. Adapun pasokan global di London, New York, dan Shanghai berada pada level terendah sejak 9 bulan terakhir.
Analis dari Barclays Plc. London, Gayle Berry mengatakan, kekuatan ekonomi China mengejutkan semua orang. “Importasi China bisa terus menguat,” katanya.
Sepanjang tahun ini, tembaga tercatat turun 10% menjadi US$7.110 per ton di London Metal Exchange. Namun, sejak September harga membukukan kenaikan 8,2%, tertinggi selama 6 kuartal terakhir. Adapun Standard & Poor’s GSCI yang mengukur 24 komoditas tercatat turun 6,4% sejak Januari sementara MSCI All-Country World Index naik 15%.