Bisnis.com, JAKARTA—Harga jagung turun ke posisi terendah sampai hari ke tujuh dalam tiga tahun akibat spekulasi pemerintah AS akan meningkatkan perkiraan produksinya untuk hasil panen domestik.
Kontrak jagung untuk pengiriman Desember turun hingga 0,2% menjadi US$4,2025 per bushel di bursa Chicago Board of Trade yang sekaligus harga terendah untuk kontrak paling aktif sejak 25 Agustus 2010.
Kontrak jagung diperdagangkan US$4,205 pukul 11.10 waktu Singapura atau pukul 10.10 WIB. Penurunan selama tujuh hari itu menjadi yang terburuk sejak Juli.
Panen jagung anjlok 40% tahun ini setelah produksi dari AS sebagai negara penghasil jagung terbesar dunia, mulai pulih setelah ladang jagung di negara itu dilanda musim kering terburuk sejak 1930 pada tahun lalu.
Menurut hasil survei Bloomberg terhadap 36 analis, hasil panen akan mencapai rekor 14,029 miliar bushel atau 1,3% di atas prediksi Departemen Pertanian AS selama September dan 30% lebih tinggi dari 2012.
“Ekspektasi bahwa Departemen Pertanian AS akan melakukan revisi naik yang terukur atas estimasi panen jagung AS menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh pasar,” ujar Luke Mathews, seorang ahli strategi komoditas Commonwealth Bank of Australia sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (7/11/2013).