Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan segera membuka beberapa kontrak baru yang meliputi komoditas agrikultur dan sudah ada puluhan anggota yang menyatakan minat untuk bergabung.
Direktur PT BBJ Bihar Sakti Wibowo mengatakan kontrak tersebut meliputi komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), kedelai, karet, dan kopi.
Seluruh kontrak tersebut diperkirakan akan berjalan mulai kuartal pertama tahun depan.
Adapun rincian kontrak tersebut adalah kontrak berjangka yang meliputi kopi robusta, kopi arabika, dan kedelai. Sementara itu, untuk pasar fisik terdiri atas karet dan batubara.
Selain itu, BBJ juga mengembangkan pasar fisik CPO dengan kuota lot yang lebih kecil.
Sejumlah asosiasi produsen komoditas tersebut sudah menyatakan minat untuk bergabung ke dalam bursa. Menurut Hari Listiono dari bagian Bussiness Development Division BBJ, anggota kontrak berjangka robusta dan arabika berasal dari anggota Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki).
Adapun, untuk kontrak berjangka kedelai adalah para anggota dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakopti) dan sejumlah importir di luar asosiasi tersebut.
Sementara itu, pasar fisik karet didominasi oleh anggota Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) dan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo).
Untuk kontrak CPO, Bihar menjelaskan, sebelumnya BBJ sudah memiliki kontrak fisik CPO dengan nilai per lot sebesar 500 ton.
Jumlah itu, kata Bihar, dipandang terlalu besar oleh sejumlah perusahaan kelapa sawit sehingga menghambat mereka untuk masuk ke dalam mekanisme perdagangan bursa.
Untuk mengakomodasi hal tersebut, BBJ tengah merumuskan tonase yang lebih kecil dengan kisaran di bawah 100 ton sehingga bisa merangkul produsen kelapa sawit lebih banyak.
Untuk kontrak lainnya, Bihar memaparkan, sudah ada puluhan peminat yang tertarik menjadi anggota, baik sebagai penjual maupun pembeli. Namun demikian, dia belum bisa menyebutkan jumlah pastinya.