Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMBAL OBLIGASI: Manteng 7% Meski Bunga Acuan Naik

BISNIS.COM, JAKARTA--Suku bunga acuan diperkirakan kembali naik hingga berada di kisaran 6,25%-6,5% dan menyebabkan level imbal hasil obligasi tak akan bergeser dari posisi 7%. Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula

BISNIS.COM, JAKARTA--Suku bunga acuan diperkirakan kembali naik hingga berada di kisaran 6,25%-6,5% dan menyebabkan level imbal hasil obligasi tak akan bergeser dari posisi 7%.
 
Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula Ridha memproyeksikan Bank Indonesia akan kembali menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sekitar 25 basispoin sampai 50 basispoin dari level saat ini 6%.
 
“BI rate kemungkinan naik sekitar 25 bps-50 bps lagi paling tidak bulan depan, itu upaya BI menjaga ekspektasi inflasi. Angkanya tergantung inflasi tiap bulan,”katanya kepada Bisnis, Selasa(25/6).
 
Penaikan BI rate akan menyebabkan imbal hasil (yield) obligasi tetap di level sekarang, misalnya saja seri tenor 10 tahun yang tercatat 7,1%-7,2%.
 
Menurut dia, yield saat ini seharusnya bisa membaik jika pengetatan likuiditas global tidak lagi dilakukan. Sebaliknya, jika stimulus moneter berkurang maka investor asing akan menahan dananya mengalir ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
 
“Market [pasar obligasi] sudah price in dengan tingkat inflasi dan suku bunga. Sekarang tergantung kondisi likuiditas global yang tipis karena pengurangan stimulus moneter oleh The Fed,” paparnya.
 
Terkait pergerakan pasar obligasi pemerintah, Ezra mengatakan tingkat yield yang cukup tinggi dan treasuri AS yang mulai sedikit stabil mendorong investor kembali masuk dalam proses lelang. Hal itu tercermin dalam hasil lelang surat berharga syariah negara (SBSN) 25 Juni 2013.
 
“Hari ini market rebound karena US treasury stabil dan yield cukup tinggi jadi investor masuk lagi, pemerintah juga harus mulai keluarkan suplai baru,” sebutnya.
 
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), total penawaran untuk 4 seri sukuk negara dalam lelang kemarin tercatat sebesar Rp2,47 triliun atau lebih tinggi dari penawaran pada lelang 11 Juni lalu Rp1,7 triliun.
 
Secara rinci dipaparkan, sukuk seri SPN-S26122013 bertenor 6 bulan mendapat penawaran tertinggi senilai Rp1,68 triliun dengan kisaran imbal hasil (yield) 5,75%-7%. Seri PBS005 dengan tenor panjang 30 tahun mendapat penawaran Rp620 miliar dengan kisaran yield 8%-8,87%.
 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper