Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mendapat pengaruh dari hasil rebalancing atau kocok ulang konstituen MSCI periode Agustus.
Adapun, sejumlah saham seperti berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps di IHSG seperti BREN, CUAN, PTRO, hingga DSSA dieskpektasikan oleh investor masuk ke dalam indeks MSCI.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menjelaskan berkaca pada kejadian sebelumnya pada Februari, MSCI secara resmi mengumumkan mereka tidak mempertimbangkan untuk menambah BREN, CUAN, dan PTRO ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index (IMI), terutama karena isu investabilitas seperti format, likuiditas, dan lain-lain.
“Akibatnya pada saat itu IHSG turun sekitar 3% dan ketiga saham tersebut menyumbang sekitar 65 % dari penurunan IHSG hari itu, atau sekitar 85 poin dari total 130 poin,” ujar Liza, Jumat (25/7/2025).
Liza menyebut implikasi jika saham‑saham ini gagal masuk MSCI, investor asing bisa melakukan aksi profit taking atau mengambil posisi konservatif. Dampaknya dikhawatirkan bisa sistemik mengingat saham-saham tersebut memiliki bobot cukup material bagi IHSG secara keseluruhan.
Belum lagi, menimbang posisi IHSG yang tengah bullish bahkan mencapai titik tertinggi 7 bulan terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat di level 7.543,50 atau terapresiasi sebesar 0,17% pada perdagangan Jumat (25/7/2025). Total kapitalisasi pasar IHSG pada perdagangan hari ini mencapai Rp13.519 triliun, dengan 263 saham menguat, 372 melemah, dan 321 stagnan.
Liza melanjutkan pada review MSCI bulan Juli 2025, MSCI mencabut perlakuan khusus atau special treatment terhadap BREN, CUAN, dan PTRO, sehingga ketiga saham ini telah kembali dievaluasi berdasarkan metodologi standar MSCI, dan potensi masuk menjadi lebih realistis pada review Agustus 2025.
“BREN bisa dibilang sebagai kandidat terkuat karena memiliki kapitalisasi kedua terbesar dan likuiditas yang cukup setelah isu kepemilikan sebelumnya dianggap telah mereda,” tuturnya.
Apabila saham BREN benar masuk, kata Liza, efeknya meliputi peningkatan likuiditas, arus dana asing masuk melalui MSCI‑referenced ETF/fund dan valuasi premium. Namun, Liza mengingatkan kontribusinya terhadap IHSG terbatas karena bobot kapitalisasi BREN relatif kecil dibandingkan emiten big cap seperti BBCA, BBRI, TLKM, ANTM dan lain-lain.