Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dinilai bakal memberikan katalis positif bagi kinerja emiten sawit dalam negeri. Terutama bagi emiten yang memang menargetkan pasar Eropa sebagai tujuan perdagangannya.
Hal itu diungkapkan oleh Managing Research Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su. Menurutnya, perjanjian ini bakal memberikan peluang yang lebih lebar bagi emiten sawit Indonesia untuk mengakses pasar yang lebih kompetitif di Eropa.
“Perjanjian ini membuka peluang yang lebih luas dengan menurunkan tarif pajak ekspor dan memberi akses pasar yang lebih kompetitif bagi produk minyak sawit Indonesia, yang selama ini menghadapi hambatan tarif dan non-tarif di Uni Eropa,” kata Harry Su ketika dihubungi Bisnis, Kamis (17/7/2025).
Meskipun begitu, perjanjian IEU–CEPA dihadapkan pada Peraturan Deforestasi Uni Eropa. Dengan begitu, ekspor kelapa sawit tidak akan serta merta masuk ke Eropa selepas perjanjian IEU–CEPA.
Selain itu, Harry menilai bahwa tidak banyak emiten sawit dalam negeri yang melakukan ekspor ke pasar Eropa. Kendati begitu, hal ini mampu menjadi peluang penguatan bagi para emiten kelapa sawit.
Namun, peluang penguatan tidak akan terasa dalam jangka waktu yang pendek karena membutuhkan waktu untuk perjanjian IEU–CEPA mampu memperlihatkan dampaknya terhadap emiten sawit dalam negeri.
Baca Juga
“Dalam waktu dekat belum akan terasa langsung dampaknya mengingat emiten sawit masih berfokus ke penjualan dalam negeri. Apabila emiten sawit memulai ekspor ke Eropa maka, perjanjian IEU–CEPA memiliki potensi besar untuk mendongkrak kinerja emiten sawit domestik,” tambahnya.
Harry menjatuhkan rekomendasinya terhadap saham PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS) dan PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) yang dinilai memiliki umur sawit yang relatif lebih muda, kurang dari 10 tahun.
Adapun penyelesaian perundingan IEU-CEPA secara resmi diumumkan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen di Brussel, Belgia pada Minggu (13/7).
Komitmen bersama ini tercapai setelah Indonesia melakukan 19 kali perundingan dengan Uni Eropa dalam kurun waktu hampir 1 dekade. Syahdan, kesepakatan ini ditargetkan rampung dan ditandatangani kedua pihak pada September mendatang.
Secara umum, IEU-CEPA memungkinkan perdagangan Indonesia dan Uni Eropa menjadi bebas tarif atau 0%. Presiden Prabowo Subianto menyebut hampir semua produk yang diperdagangkan menjadi nol tarif, meski tidak memerinci komoditas yang dimaksud.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.