Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) memutuskan membagikan dividen tunai tahun buku 2024 senilai Rp114,01 miliar usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (30/6/2025).
Nantinya, para pemegang saham akan mendapatkan dividen senilai Rp4 per lembar. Angka itu setara dengan dividend payout ratio (DPR) sebesar 8,5%.
Adapun berdasarkan Laporan Keuangan, MAPA mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,35 triliun pada 2024, turun 2,48% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar Rp1,38 triliun.
Selain dialokasikan ke dividen, sebesar Rp5 miliar dari laba bersih perseroan juga disisihkan untuk dana cadangan perseroan. Sementara itu, sekitar Rp1,23 triliun sisanya bakal disimpan perseroan sebagai laba yang ditahan.
MAPA mencetak pendapatan yang naik 26,74% yoy menjadi Rp17,18 triliun pada 2024, dari periode yang sama 2023 sebesar Rp13,55 triliun. Lebih rinci, pendapatan MAPA ditopang dari segmen penjualan eceran sebesar Rp15,44 triliun pada 2024, meningkat 30,5% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp11,83 triliun.
Sementara itu, dari penjualan non eceran berkontribusi terhadap kinerja keuangan sebesar Rp1,73 triliun pada 2024 naik 0,5% yoy dari Rp1,72 triliun pada periode yang sama 2023. Lalu, beban pokok penjualan MAPA juga naik 33% yoy menjadi Rp9,26 triliun pada 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,96 triliun pada 2023.
Baca Juga
Laba kotor MAPA pada 2024 tercatat sebesar Rp7,92 triliun, naik 20% yoy dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp6,59 triliun.
Selanjutnya, MAPA memiliki total aset sebesar Rp12,83 triliun pada 2024, naik 18,8% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,8 triliun.
Jumlah liabilitas MAPA juga tercatat naik 16% yoy menjadi Rp5,71 triliun pada 2024, dari Rp4,92 triliun pada 2023, sedangkan total ekuitas perusahaan mencapai Rp7,11 triliun pada 2024, naik 21% yoy dari Rp5,87 triliun pada 2023.
Selain itu, MAPA juga melaporkan total saldo kas dan setara kas akhir 2024 sebesar Rp1,04 triliun, turun 5,3% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,09 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
