Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total pencatatan obligasi dan sukuk sepanjang tahun berjalan 2025 telah mencapai Rp71,08 triliun.
P.H. Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia I Gusti Agung Alit Nityaryana mengatakan total nilai itu berasal dari emisi 58 surat utang yang diterbitkan oleh 37 emiten.
Sepanjang 16-20 Juni 2025, BEI mencatat dua obligasi yang diterbitkan oleh PT Dwi Guna Laksana Tbk. (DWGL) dan PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) pada Kamis (19/6/2025).
Lebih terperinci, BEI mencatat penerbitan Obligasi I Dwi Guna Laksana Tahun 2025 senilai Rp300 miliar. Obligasi ini memperoleh peringkat irA- (Single A Minus) dari PT Kredit Rating Indonesia, dengan PT Bank Sinarmas Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Selanjutnya, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap II Tahun 2025 dicatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar. Peringkat yang diberikan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi ini adalah idBBB (Triple B), dan PT Bank Mega Tbk berperan sebagai Wali Amanat dalam penerbitan tersebut.
“Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 619 emisi dengan outstanding sebesar Rp491,84 triliun dan US$112,08 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten,” tulisnya dalam keterangan resmi, Sabtu (21/6/2025).
Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 189 seri dengan nilai nominal Rp6.351,32 triliun dan US$502,10 juta. BEI juga mencatat tujuh emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,22 triliun.
Pasar obligasi sedang semarak pada medio 2025 dengan sederet penerbitan instrumen baru. Salah satunya, PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) alias KB Bank sedang menawarkan Obligasi Berkelanjutan II KB Bank Tahap I Tahun 2025 dengan jumlah pokok Rp1 triliun dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan IV KB Bank Tahap I Tahun 2025 dengan jumlah pokok paling banyak Rp500 miliar.
Selain itu, PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) akan menerbitkan dan menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Samudera Indonesia Tahap II Tahun 2025 dengan sisa imbalan ijarah sebesar Rp500 miliar.