Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada Juni 2025. Secara historis, sejak 2020, IHSG cenderung naik di bulan ini.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia meramal, IHSG akan bergerak pada rentang 7.000—7.300 pada Juni mendatang. Bahkan, indeks memiliki kecenderungan menembus level 7.300 jika ditopang oleh net buy asing yang deras.
”Kecenderungan menembus resistance 7.300 apabila terus ditopang oleh net buy asing, stimulus domestik, dan stabilitas nilai tukar. Window dressing akhir semester dan positioning menuju laporan keuangan kuartal II bisa menjadi katalis tambahan,” kata Liza dalam risetnya, Jumat (30/5/2025).
Sejumlah sentimen yang menurut Liza berpengaruh terhadap kinerja IHSG antara lain libur sekolah dan stimulus pemerintah, penurunan bunga penjamin LPS, hingga kondisi konflik geopolitik.
”Jika ditambah sentimen dovish dari The Fed, peluang IHSG menembus 7.300 cukup terbuka, dengan arus dana asing yang bisa kembali deras,” tambah Liza.
Liza memprediksi sejumlah sektor dalam indeks bakal bergerak moncer pada perdagangan Juni mendatang. Liza memberikan contoh sektor konsumsi dan ritel, seperti saham ICBP, MYOR, AMRT, hingga UNVR, akan terdorong oleh sentimen Bantuan Subsidi Upah (BSU) hingga peningkatan pengeluaran saat liburan.
Baca Juga
Selain itu, saham GIAA, BIRD, dan JSMR dari sektor transportasi dan pariwisata juga berpotensi menguat karena lonjakan mobilitas masyarakat selama liburan Juni.
"[Sektor] perbankan dan multifinance seperti BBRI, BMRI, ARTO, dan BFIN dapat manfaat dari pelonggaran suku bunga dan potensi kenaikan permintaan kredit," kata Liza.
Sementara itu, saham CTRA, SMRA, PWON, SMGR, hingga PTPP dalam sektor properti dan semen berpotensi menguat setelah turunnya cost of fund dan potensi peningkatan pembelian rumah.
Selanjutnya, sektor teknologi dan pusat data dinilai masih memiliki peluang besar di tengah percepatan transformasi digital yang masih berlanjut.
Terakhir, sektor energi, seperti ITMG, ADRO, AADI, hingga PGEO juga disebut berpotensi menguat pada Juni setelah RUPTL PLN 2025—2034 dapat memberikan prospek jangka menengah, kendati harga komoditas fluktuatif.
”Juni 2025 membawa momentum positif yang cukup kuat untuk pasar saham Indonesia, dari sisi stimulus fiskal, stabilitas moneter, hingga penguatan Rupiah,” katanya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.