Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) optimistis dalam menjaga performa hingga akhir 2025, meskipun kinerja pada kuartal I/2025 sempat tertekan akibat dinamika pasar global.
Corporate Secretary PTBA Niko Chandra menjelaskan, perseroan telah merumuskan berbagai strategi untuk menjaga kinerja dan memperkuat posisi perusahaan di tengah ketidakpastian pasar.
Strategi utama PTBA, paparnya, berfokus kepada optimalisasi produksi dan efisiensi operasional di seluruh rantai pasok, mulai dari penambangan, pengangkutan hingga penjualan.
Langkah ini, lanjutnya, dengan terus menekan biaya produksi per ton, perusahaan berharap dapat tetap menjaga kinerja keuangan meski harga batu bara global mengalami fluktuasi.
"Dari sisi operasional dan biaya kami juga memperkuat pengelolaan stripping ratio, efisiensi jarak angkut hingga negosiasi ulang dengan mitra strategis seperti jasa penambangan dan pemasok bahan bakar," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (22/5/2025).
Tak hanya itu, dari sisi penjualan, PTBA akan mempererat hubungan dengan pelanggan existing dan menjajaki peluang pasar baru di dalam dan luar negeri, sebagai langkah mitigasi terhadap potensi pelemahan permintaan di pasar tradisional.
Baca Juga
Mengacu pada optimisme pemulihan permintaan global, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50,05 juta ton dan penjualan 50,09 juta ton pada 2025. Angka ini naik signifikan dari realisasi tahun 2024.
Capaian tahun lalu juga menjadi fondasi kuat untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan tahun ini. Meskipun harga batu bara sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi dan geopolitik global, PTBA memproyeksikan harga akan tetap kompetitif.
"Diversifikasi pasar dan efisiensi biaya akan menjadi kunci untuk menjaga profitabilitas," terangnya.
Hingga saat ini, meskipun Niko tidak menyebut secara spesifik, perseroan telah mengantongi sejumlah kontrak penjualan (on-hand contracts) yang menjadi bagian dari target penjualan 2025. Kontrak tersebut, tekannya, memberi sinyal positif terhadap kepercayaan pasar terhadap PTBA.
Untuk mendukung target ambisius tersebut, PTBA mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp7,2 triliun pada 2025. Alokasi terbesar ditujukan untuk proyek strategis angkutan batu bara rute Tanjung Enim–Keramasan guna meningkatkan kapasitas angkut hingga 20 juta ton.
Sebagian dana capex juga digunakan untuk pengadaan alat berat di anak usaha PT Satria Bahana Sarana (SBS) guna memperkuat kontribusi internal terhadap produksi. Realisasi capex kuartal I/2025 masih sesuai rencana, dengan mayoritas dana terserap untuk proyek infrastruktur angkutan.