Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas naik lebih dari 1% dibantu oleh melemahnya dolar AS dan data ekonomi AS yang lemah. Sementara itu, kegagalan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri perundingan damai mendorong beberapa pembelian aset safe haven.
Melansir Reuters pada Jumat (16/5/2025), harga emas di pasar spot naik 1,3% menjadi US$3.218,89 per ons setelah mencapai level terendah lebih dari satu bulan di awal sesi. Sementara itu, harga emas berjangka AS meningkat 1,2% pada level US$3.226,6 per ons.
Indeks dolar terpantau turun 0,1%, membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang asing.
Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh data harga produsen AS yang turun secara tak terduga pada April 2025, sementara pertumbuhan penjualan eceran melambat. Awal minggu ini, sebuah laporan menunjukkan harga konsumen naik lebih rendah dari yang diharapkan pada April 2025.
Pasar memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada September 2025. Suku bunga yang lebih rendah membantu meningkatkan daya tarik emas batangan karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Data pada Kamis menciptakan lebih banyak ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga, dengan ekspektasi yang lebih dovish terbentuk di pasar, kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
Baca Juga
"Putin tidak menghadiri pembicaraan damai di Turki meredupkan ekspektasi kemajuan menuju kesepakatan damai, yang menurut saya membantu menopang harga emas hari ini," tambah Grant.
Putin mengirim tim negosiator lapis kedua untuk mengadakan perundingan damai dengan Ukraina di Turki, menolak tantangan Kyiv untuk datang langsung ke sana guna bertemu Presiden Volodymyr Zelenskiy.
Para analis mengatakan investor tetap berhati-hati karena ketegangan perdagangan global terus berlanjut, meskipun AS dan China telah menyetujui kesepakatan tarif sementara selama 90 hari.
Harga perak spot naik 0,8% menjadi $32,47 per ons, platinum naik 1,3% menjadi $989,01, dan paladium naik 1,2% menjadi $962,33.
Pasar paladium, yang mengalami defisit pada 2012—2024, akan bergerak seimbang tahun ini, dengan permintaan yang turun karena produksi kendaraan berbahan bakar bensin yang lebih rendah dan peningkatan daur ulang di China, kata Johnson Matthey.