Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satu Perusahaan Tunda IPO, BEI Catat Kini Ada 29 Calon Emiten dalam Pipeline

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 29 perusahaan dalam daftar tunggu IPO tahun ini. Sebelumnya, satu perusahaan disebut sudah menunda aksi IPO.
Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) Julius Aslan (kedua kiri) berbincang dengan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat listing di BEI, Kamis (5/12/2024)./ BEI
Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) Julius Aslan (kedua kiri) berbincang dengan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat listing di BEI, Kamis (5/12/2024)./ BEI

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan ada satu perusahaan yang menunda proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Alhasil, kini calon emiten di dalam daftar tunggu (pipeline) IPO tercatat 29 perusahaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan bahwa penundaan tersebut dilakukan karena perusahaan terkait memerlukan waktu tambahan untuk menyesuaikan dokumen-dokumen persyaratan. Sayangnya, identitas calon emiten ini tidak disebutkan secara terbuka oleh otoritas bursa. 

“Sepanjang tahun 2025, hanya terdapat satu calon perusahaan tercatat yang menunda proses penawaran umum perdana dengan alasan masih membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian dokumen,” ujar Nyoman, Kamis (8/5/2025).

Terbaru, PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan BEI kemarin. Perusahaan di sektor layanan kesehatan tersebut menjadi salah satu dari deretan emiten baru yang berhasil melantai tahun ini.

DKHH menjadi perusahaan ke-14 yang mencatatkan saham atau listing pada 2025, dengan dana IPO yang dikumpulkan mencapai Rp69,96 miliar.

Dengan pencatatan DKHH, Nyoman menyebut ada 29 perusahaan dalam antrean yang ingin melantai di bursa. Mayoritas perusahaan berasal dari kelompok usaha dengan aset skala menengah hingga besar.

“Kami sampaikan bahwa saat ini masih terdapat 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Sebagian besar dari perusahaan tersebut berada dalam kategori aset skala menengah dan besar,” ucapnya. 

Dalam catatan BEI, mayoritas calon emiten yang berada dalam pipeline berasal dari sektor consumer non-cyclicals, lalu disusul oleh sektor keuangan, kesehatan, consumer cyclicals, industri, energi, hingga transportasi dan logistik.

Dari skala aset, sebanyak 3 perusahaan dalam pipeline tercatat memiliki aset di bawah Rp50 miliar, 17 perusahaan memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan 10 perusahaan tergolong perusahaan besar dengan aset di atas Rp250 miliar.

Sementara itu, sepanjang 2025, sudah ada 14 perusahaan yang resmi tercatat di BEI. Dari jumlah tersebut, perolehan dana IPO terbesar diraih PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), anak usaha dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI). 

Perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan tersebut berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp2,3 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper