Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Cermati Data Ekonomi dan Perang Dagang AS-China, Wall Street Ditutup Perkasa

Bursa AS menguat saat investor memantau laporan kinerja perusahaan, data ekonomi, dan perkembangan Perang Dagang AS-China.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (29/4/2025)  seiring dengan sikap investor yang memantau laporan pendapatan perusahaan, data ekonomi, dan perkembangan Perang Dagang AS-China.

Melansir Reuters pada Rabu (30/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 300,03 poin, atau 0,75%, menjadi 40.527,62, sementara itu, indeks S&P 500 naik 32,08 poin, atau 0,58%, menjadi 5.560,83, dan Nasdaq Composite menguat 95,19 poin, atau 0,55%, menjadi 17.461,32.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperkirakan China dapat kehilangan 10 juta pekerjaan dengan cepat karena tarif, tetapi mengisyaratkan kemajuan pada kesepakatan perdagangan dengan negara-negara lain termasuk Jepang dan India.

AS-China telah menjadi pusat perang dagang global, yang dipicu oleh pengumuman tarif pada 2 April oleh pemerintahan Trump terhadap negara-negara di seluruh dunia, yang telah memicu kekhawatiran investor tentang pertumbuhan global yang melambat dengan cepat dan munculnya kembali tekanan harga.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan Presiden AS Donald Trump akan menandatangani perintah yang memberikan keringanan kepada para pembuat mobil yang membangun kendaraan di AS dari sebagian tarif kendaraan barunya sebesar 25% untuk memberi mereka waktu untuk membawa rantai pasokan suku cadang kembali ke negara asal.

Saham pembuat mobil menunjukkan sedikit reaksi terhadap tarif yang berpotensi lebih ringan, dan General Motors turun 0,6% setelah perusahaan melaporkan hasil kuartalan yang kuat tetapi membatalkan perkiraan tahunannya.

Kepala strategi pasar Ameriprise Financial Anthony Saglimbene mengatakan serangkaian data ekonomi yang akan memberikan tren beragam dan sangat sulit untuk melihat dampak tarif untuk satu atau dua bulan ke depan. 

"Keuntungan perusahaan, perusahaan yang paling terdampak oleh tarif, melakukan apa yang kami harapkan, mereka memangkas proyeksi atau menangguhkan proyeksi," jelasnya seperti dikutip Reuters, Rabu (30/4/2025).

Data ekonomi menunjukkan peningkatan dampak dari gambaran perdagangan. Defisit perdagangan barang AS melebar ke rekor tertinggi pada bulan Maret karena bisnis meningkatkan upaya untuk mendatangkan barang dagangan sebelum tarif.

Sementara itu, laporan terpisah dari Conference Board menunjukkan indeks kepercayaan konsumen turun ke angka terendah sejak Mei 2020, sedangkan lowongan pekerjaan menunjukkan pasar tenaga kerja yang relatif stabil.

"Tarif Trump telah mendorong ekspektasi ke jurang terjal. Mungkin sisi baiknya adalah akan sulit untuk tidak melihat adanya perbaikan dalam ekspektasi selama beberapa bulan ke depan," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper