Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuda-Kuda Dharma Polimetal (DRMA) Hadapi Dampak Tarif Donald Trump

PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menghadapi ragam tantangan berliku pada 2025. Sejumlah strategi disiapkan agar kinerja bisnis tetap melaju kencang.
Jajaran direksi PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Pabrik Dharma Kyungshin Indonesia, Cirebon, Jawa Barat dalam acara pelepasan ekspor perdana komponen otomotif ke AS pada Selasa (14/5/2024). /Bisnis-Rizqi Rajendra.
Jajaran direksi PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Pabrik Dharma Kyungshin Indonesia, Cirebon, Jawa Barat dalam acara pelepasan ekspor perdana komponen otomotif ke AS pada Selasa (14/5/2024). /Bisnis-Rizqi Rajendra.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif besutan konglomerat TP Rachmat PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menghadapi ragam tantangan berliku pada 2025. Sejumlah strategi disiapkan agar kinerja bisnis tetap melaju kencang.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi perseroan pada tahun ini adalah lesunya penjualan otomotif, terutama mobil.

Mengacu data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang kuartal I/2025, penjualan mobil wholesales turun 4,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 205.160 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 215.250 unit.

Penjualan mobil secara ritel pun susut 8,9% yoy menjadi 210.483 unit, dibandingkan tiga bulan pertama 2024 sebanyak 231.027 unit.

Tantangan penjualan otomotif semakin sulit seiring dengan kekhawatiran daya beli lemah akibat kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% serta penerapan opsen pajak.

Irianto mengatakan tantangan lainnya bagi bisnis DRMA tahun ini adalah kondisi global, di mana terdapat kebijakan tarif impor dan tarif resiprokal (resiprocal tariff) oleh Presiden AS Donald Trump. Kebijakan itu diproyeksikan berdampak bagi bisnis DRMA, sebab DRMA merupakan eksportir produk komponen otomotif ke AS.

"Kondisi global dengan adanya resiprocal tariff dari AS menjadi tantangan yang juga harus kami hadapi," kata Irianto dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Selasa (22/4/2025).

Atas ragam tantangan yang dihadapi, sejumlah siasat pun disiapkan DRMA. Secara internal, DRMA misalnya meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

"Kami hilangkan pemborosan-pemborosan, baik di operasional dan di luar operasional. Itu yang akan dijalankan tahun ini," ujar Irianto.

DRMA juga mengembangkan inovasi produk dengan menyasar model-model produk komponen otomotif baru. DRMA misalnya berinovasi mengembangkan produk auxiliary battery.

"Memang ada beberapa hal yang ingin dilaksanakan perusahaan terutama dalam hal pasarkan auxiliary battery untuk kendaraan roda dua. Investasi terus dilakukan dengan pengembangan pabrik-pabrik kami," tutur Irianto.

Selain itu, DRMA gencar diversifikasi bisnis dengan mengembangkan produk non-otomotif. Salah satu produk yang dikembangkan adalah battery energy storage system. Komponen tersebut dibutuhkan di panel surya atau solar panel.

Battery energy storage system sudah diproduksi. DRMA menyuplai ke salah satu pengembang perumahan.

DRMA pun menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) Rp300 miliar hingga Rp400 miliar pada 2025. Irianto mengatakan capex pada tahun ini akan diperuntukan pada sejumlah pengembangan produk baru.

"Capex kami cukup sekitar Rp300 miliar sampai Rp400 miliar. Investasi di mesin-mesin produk baru, khususnya untuk mengembangkan battery energy storage system," ujar Irianto.

Adapun, di tengah tantangan bisnis pada tahun ini, perseroan menargetkan laba serta pendapatan bisa bertumbuh di angka 10% pada 2025.

Pada tahun lalu, DRMA sendiri telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp579,28 miliar, susut 5,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp611,75 miliar.

Penyustan laba terjadi seiring dengan turunnya penjualan DRMA 0,72% yoy menjadi Rp5,5 triliun pada 2024, dibandingkan Rp5,54 triliun pada 2023.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper