Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melonjak ke rekor tertinggi baru melampaui US$3.300 per troy ounce pada Rabu (16/4/2025).
Lonjakan ini didorong lonjakan permintaan aset safe haven setelah Presiden AS Donald Trump membuka front baru dalam perang dagang global dengan memerintahkan penyelidikan atas mineral kritis.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melonjak 3,04% ke rekor US$3.329,0 per troy ounce pada pukul 23.22 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex terpantau menguat 3,21% ke level US$3.344,30 per troy ounce.
Harga emas mencetak rekor tertinggi melampaui pencapaian sebelumnya yang tercatat pada awal pekan. Pada saat bersamaan, dolar AS tergelincir ke titik terendah dalam enam bulan, seiring pasar yang kembali diguncang rentetan kabar seputar kebijakan tarif dari AS.
Harga emas sempat terkoreksi tipis setelah muncul laporan bahwa China bersedia melanjutkan pembicaraan dagang apabila AS menunjukkan itikad baik, termasuk dengan menunjuk perwakilan resmi dan menghentikan retorika bermusuhan.
Emas telah melesat 26% sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran pasar akan resesi global serta ketidakpastian akibat fluktuasi kebijakan tarif dari pemerintah AS.
Baca Juga
Kepala investasi tematik dan sektoral BlackRock Inc Evy Hambro mengatakan menjelaskan harga emas sudah sering kali menembus rekor tertinggi baru sepanjang masa hanya dalam beberapa pekan terakhir.
“Pasar emas saat ini tumbuh subur dalam situasi ketidakpastian, namun fondasinya nyata dan kuat,” jelasnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (16/4/2025).
Optimisme terhadap emas tetap tinggi. Bank-bank besar seperti Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan terus menanjak hingga menyentuh US$4.000 pada pertengahan 2026.
Dalam survei global Bank of America, 42% manajer investasi menyebut emas sebagai aset terbaik tahun ini, melonjak dari 23% pada Maret.
Sementara itu, hampir separuh responden memilih posisi “Long Gold ” sebagai perdagangan paling ramai saat ini, menggantikan dominasi “long Magnificent Seven” selama dua tahun terakhir.
Pemerintah AS juga mengumumkan penyelidikan tambahan terhadap impor semikonduktor dan produk farmasi, setelah sebelumnya mengenakan tarif khusus pada baja, aluminium, kendaraan, dan suku cadang mobil.
Secara teknikal, Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha sebelumnya mengatakan tren harga emas menunjukkan potensi kenaikan lanjutan.
Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, harga emas kini bergerak dalam tren bullish yang semakin solid.
“Saat ini indikator teknikal mengonfirmasi kekuatan tren naik. Selama tidak ada pembalikan arah yang signifikan, harga emas berpotensi menembus level US$3.300 dalam waktu dekat,” jelas Andy dalam risetnya..
Namun, ia juga memberikan catatan penting bahwa pasar tetap perlu mengantisipasi potensi pembalikan. Jika tekanan jual mulai muncul, level support terdekat berada di sekitar US$3.211, yang akan menjadi titik krusial untuk menentukan arah harga selanjutnya.
“Level tersebut bisa menjadi acuan bagi pelaku pasar dalam mengambil posisi short-term,” tambahnya.