Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Senin (7/4/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mempertegas posisinya dengan bersikeras melanjutkan kebijakan tarif terhadap China, bahkan membuka kemungkinan kenaikan lebih lanjut.
Melansir Reuters, Selasa (8/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 349,26 poin atau 0,91% ke 37.965,60. S&P 500 turun 0,23% ke 5.062,25, sementara Nasdaq justru naik tipis 0,10% ke 15.603,26.
Aksi jual mengguncang pasar sejak Trump mengumumkan tarif besar-besaran atas seluruh impor ke AS, termasuk beban lebih tinggi terhadap sejumlah mitra dagang utama.
Volume transaksi kembali mencetak rekor untuk hari kedua berturut-turut. Pada awal perdagangan, ketiga indeks utama AS sempat anjlok ke posisi terendah dalam lebih dari satu tahun, lalu melonjak tajam menyusul laporan bahwa Trump mempertimbangkan jeda tarif selama 90 hari. Namun, pasar kembali goyah setelah laporan itu dibantah Gedung Putih.
Indeks Volatilitas CBOE yang dijuluki "pengukur ketakutan Wall Street", melonjak menembus 60 poin, level tertinggi sejak Agustus 2024 dan ditutup di 46,98, level penutupan tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Rick Meckler dari Cherry Lane Investments mengatakan masalah utama di pasar adalah pendekatan pemerintah terhadap ketidakseimbangan perdagangan justru menjadi obat yang lebih berbahaya daripada penyakitnya.
Baca Juga
“Sangat jelas bahwa dari sekian banyak pendukung Trump di komunitas investasi dan bisnis, sepertinya tidak ada yang menyuarakan dukungan terhadap kebijakan tarif tersebut,” ungkapnya seperti dilansir Reuters.
Indeks S&P 500 mencatat penurunan 10,5% dalam dua hari setelah pengumuman tarif, menghapus kapitalisasi pasar senilai US$5 triliun sekaligus mencatat pelemahan dua hari terbesar sejak krisis pandemi Maret 2020.
Sementara itu, indeks Dow Jones resmi memasuki fase koreksi dengan turun lebih dari 10% dari rekor tertinggi pada Desember, sedangkan Nasdaq kini berada di wilayah pasar bearish setelah terkoreksi lebih dari 20%.
Sektor properti menjadi sektor yang paling tertekan, anjlok 2,4%. Sebaliknya, layanan komunikasi dan teknologi mencatat kenaikan masing-masing 1% dan 0,3%.
Apple dan Tesla menjadi penekan terbesar indeks S&P 500 dengan pelemahan 3,7% dan 2,6%. Sementara itu, Nvidia dan Amazon justru mengangkat indeks setelah menguat masing-masing 3% dan 2,5%.
Pelaku pasar kini menantikan pidato dari para pejabat The Fed dan rilis data ekonomi utama pekan ini, termasuk inflasi konsumen, untuk mencari petunjuk arah kebijakan selanjutnya.