Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitratel (MTEL) Cetak Laba Rp2,1 Triliun di 2024, Bisnis Sewa Jadi Andalan

Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) mencetak laba bersih Rp2,1 triliun sepanjang tahun 2024.
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mencetak peningkatan laba bersih sepanjang tahun 2024. MTEL mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,1 triliun tahun lalu. 

Capaian laba bersih ini naik 4,84% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp2,01 triliun. 

Meningkatnya laba bersih ini didorong oleh kenaikan pendapatan yang naik 7,19% menjadi Rp9,3 triliun pada 2024, dari tahun 2023 yang sebesar Rp8,68 triliun.

Manajemen MTEL dalam keterangan resminya menjelaskan bisnis penyewaan menara atau tower leasing masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan perseroan, dengan nilai Rp7,63 triliun, atau tumbuh 6,9%. Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic juga terus bertumbuh dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp486 miliar atau meningkat 64,3% dari tahun sebelumnya.

Menurut manajemen, kenaikan di sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengelolaan biaya yang lebih efisien. Mitratel berhasil menjaga efektivitas operasional dengan mencatatkan beban operasional Rp1,6 triliun, turun 5,2% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp1,7 triliun.

Alhasil, MTEL menghasilkan EBITDA senilai Rp7,69 triliun, naik 10,2%. Margin EBITDA pun semakin baik dari 80,4% pada 2023 menjadi 82,7% pada 2024. Sementara itu, laba bersih tumbuh 4,8% dari Rp2,01 triliun menjadi Rp2,11 triliun.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy menjelaskan pencapaian tahun 2024 tidak lepas dari ekspansi Mitratel dalam menambah portofolio aset, terutama di luar Jawa. Strategi tersebut sejalan dengan rencana bisnis perusahaan operator seluler yang tengah menggelar ekspansi keluar Jawa, baik untuk memperluas coverage, pangsa pasar hingga meningkatkan kualitas koneksi internet di rural area.

“Di saat yang sama, kami terus mengoptimalkan aset produktif dan memperbanyak penggunaan teknologi digital dalam operasional bisnis. Strategi ini bukan hanya membuat bisnis model kami semakin efisien, namun juga meningkatkan experience pelanggan karena kami mampu menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka,” kata Teddy dalam keterangan resminya, Kamis (27/3/2025).

Menurutnya, kombinasi antara pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset dan pengelolaan biaya membuat EBITDA Margin perusahaan makin baik.

Teddy menjelaskan, Mitratel akan terus memperkuat posisinya sebagai mitra strategis operator seluler dalam melakukan efisiensi, sekaligus membantu mereka ekspansi ke sejumlah wilayah baru pusat pertumbuhan ekonomi.

“Portofolio menara dan fiber kami tersebar merata di seluruh Indonesia. Jaringan infrastruktur yang kami miliki akan memudahkan para operator seluler untuk memperdalam penetrasi pasar dan mengembangkan bisnis, terutama di area rural,” ujarnya.

Pada tahun 2024, Mitratel tercatat menambah 1.390 menara sehingga saat ini memiliki 39.404 menara, atau meningkat 3,7% dari akhir tahun sebelumnya. Dengan kepemilikan sebanyak itu, MTEL terus memantapkan posisinya sebagai Perusahaan Infrastruktur Telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.

Mitratel juga terus mencatatkan kenaikan jumlah kolokasi dari 19.395 pada tahun 2023, menjadi 20.464 tenant pada tahun 2024, atau meningkat 5,5%. Sehingga jumlah tenant juga bertumbuh 4,3% dari 57.409 menjadi 59.868 tenant. Peningkatan ini berdampak pada tenancy ratio yang berada di level 1,52x.

Kontribusi bisnis di luar Jawa tercermin pada pertumbuhan tenant sebesar 5%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 3%.

Lebih lanjut, Teddy menuturkan konsolidasi di sektor telekomunikasi akan memberikan dampak positif terhadap iklim kompetisi, yang pada gilirannya memberikan dampak positif terhadap industri infrastruktur penunjang, termasuk penyewaan menara dan fiber optic.

Dengan persaingan di industri telekomunikasi yang lebih sehat, kinerja keuangan para operator seluler diharapkan akan lebih kuat, sehingga memiliki kapasitas untuk memperluas coverage sekaligus meningkatkan kualitas jaringan.

“Permintaan untuk sewa menara, fiber optic dan layanan penunjang lainnya bakal meningkat sejalan dengan rencana ekspansi, terutama ke wilayah sentra pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang,” katanya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper