Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Dharma Polimetal (DRMA) Jualan Komponen Otomotif saat Pasar Lesu

Dharma Polimetal (DRMA) tengah menyusun strategi untuk menggenjot penjualan komponen otomotif saat pasar mengalami pelemahan pada tahun ini.
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) tengah menyusun strategi untuk menggenjot penjualan komponen otomotif saat pasar mengalami pelemahan pada tahun ini.

Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan, salah satu strategi perseroan yaitu tetap fokus menjaga kualitas serta cost dan delivery terkait dengan komponen yang diproduksi.

"Untuk itu, kami tidak hanya akan memperkuat posisi pasar terkait produk-produk yang sudah ada, tetapi juga memiliki potensi untuk memperluas pangsa pasar dengan mendapatkan produk-produk yang sebelumnya belum diproduksi di perusahaan," ujar Irianto kepada Bisnis, dikutip Kamis (27/3/2025).

Selain itu, DRMA juga akan terus berupaya untuk mengembangkan kemampuan core engineering dengan tujuan menghasilkan produk komponen yang masih diimpor.

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan adanya persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan berbagai insentif pemerintah untuk kendaraan listrik, perseroan melihat sebagai peluang yang besar bagi pertumbuhan bisnis ke depannya.

Perlu diketahui, mengacu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 12/2025, insentif PPN DTP atas penjualan KBL berupa roda empat tertentu dan bus tertentu diperpanjang sebagaimana kebijakan sebelumnya, yaitu PPN DTP 10% dari harga jual untuk KBL dengan nilai TKDN paling rendah 40%.

Kemudian, PPN DTP sebesar 5% dari harga jual untuk KBL berupa bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 20% sampai dengan kurang dari 40%.

Sementara itu, insentif PPnBM DTP sebesar 3% diberikan bagi LCEV jenis full hybrid, mild hybrid, dan plug in hybrid.

Ditinjau kinerjanya, DRMA membukukan laba bersih Rp579,28 miliar pada 2024. Realisasi itu susut 5,3% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama 2023 seesar Rp611,75 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan laba DRMA terjadi seiring dengan turunnya penjualan 0,72% yoy menjadi Rp5,5 triliun pada 2024, dibandingkan Rp5,54 triliun pada 2023.

"Untuk proyeksi tahun 2025, DRMA menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 10%," pungkas Irianto.

Adapun, mengacu data Gaikindo, total penjualan mobil secara wholesales pada Februari 2025  tercatat sebesar 72.295 unit atau naik 2,2% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 70.772 unit.

Sementara itu, penjualan ritel turun tipis 0,8% YoY menjadi 69.872 unit pada Februari 2025, dibandingkan 70.420 unit pada periode yang sama 2024.

Di lain sisi, berdasarkan data Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (AISI), penjualan motor pada Januari-Februari 2025 tembus 1,14 juta unit. Turun tipis 0,84% dibandingkan periode sama 2024 di angka 1,15 juta unit.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper