Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Loyo, BEI Belum Putuskan Soal Buyback Saham Tanpa RUPS

BEI belum memberikan keputusan soal wacana buyback saham tanpa RUPS saat IHSG bergerak loyo pada hari ini.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) belum punya keputusan soal wacana program pembelian kembali saham (buyback) tanpa persetujuan rapat umum pemegang saham atau RUPS. 

Wacana itu sempat didorong pekan lalu sebagai antisipasi atas koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terlanjur lebar awal tahun ini.

“Setahu saya belum [ada keputusan] mungkin bisa kontak ke OJK,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat ditemui di gedung BEI, Jakarta, Senin (10/3/2025).

Bisnis.com telah meminta konfirmasi kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi terkait dengan kepastian program relaksasi buyback saham tersebut. Hanya saja permohonan konfirmasi belum ditanggapi.

Di sisi lain, Nyoman menambahkan, wacana buyback itu didorong sebagai bentuk antisipasi terhadap pergerakan indeks komposit yang belakangan melanjutkan tren koreksi.

“Kemarin kan informasinya sebagai antisipasi,” kata Nyoman.

Berdasarkan data RTI Infokom pada pukul 11.41 WIB, IHSG bergerak minus 0,51% atau koreksi 33,65 poin ke level 6.602,34. Belakangan, market cap IHSG bergerak ke level Rp11.454,7 triliun.

Selama periode pekan sebelumnya, IHSG mengalami kenaikan 5,83% secara mingguan kembali ke level 6.600. Kenaikan ini turut menopang kapitalisasi pasar ke level Rp11.450 triliun dari pekan sebelumnya di angka Rp10.880.

Seperti diberitakan sebelumnya, OJK tengah mengkaji opsi pembelian kembali saham saham tanpa lewat persetujuan RUPS setelah bertemu dengan pelaku pasar modal awal bulan ini. 

Selain itu, OJK memutuskan untuk menunda penerapan transaksi short selling dan intraday short selling sebagai antisipasi atas koreksi dalam indeks komposit sejak awal tahun.

“Dari sisi regulator kami menangkap konsen stakeholder pasar modal pada tekanan IHSG belakangan ini,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat konferensi pers di BEI, Jakarta, Senin (3/3/2025).

Inarno berharap keputusan itu dapat menjaga stabilitas dan meningkatkan likuiditas transaksi di pasar efek saat ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper