Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Dividen CUAN Prajogo Pangestu usai Laba Bersih Meroket 929,28%

Emiten Prajogo Pangestu (CUAN) membukukan kenaikan laba 929,28% sepanjang 2024. Kinerja impresif tersebut membuka harapan investor untuk mendapatkan dividen.
Prajogo Pangestu. Bisnis Indonesia
Prajogo Pangestu. Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih hingga ratusan persen sepanjang 2024. Kinerja impresif tersebut membuka harapan investor untuk mendapatkan dividen dari emiten tambang batu bara tersebut.

Mengutip laporan keuangan yang berakhir Desember 2024, CUAN mencatatkan laba bersih mencapai US$160,78 juta sepanjang tahun lalu. Adapun, laba per saham dasar menjadi US$0,014.

Torehan laba bersih itu meroket tajam 929,28% dari posisi laba bersih tahun 2023 di level US$15,62 juta.

Direktur Utama CUAN Michael mengatakan capaian pendapatan dan laba sepanjang 2024 menjadi momentum perseroan untuk memperkuat integrasi bisnis mendatang.

“Tahun 2024 merupakan momentum penting perusahaan dalam mewujudkan visi Petrindo menjadi perusahaan pertambangan dan mineral terintegrasi dengan menciptakan pertumbuhan,” kata Michael lewat keterangan resmi, Jumat (7/3/2025).

Belakangan, CUAN berhasil membalik saldo laba ditahan menjadi positif ke level US$124,1 juta pada akhir 2024, yang merupakan pencatatan positif pertama kali dalam sejarah perusahaan sejak didirikan di tahun 2008

"[hal tersebut] memungkinkan perusahaan untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2024 kepada pemegang saham," tambah Michael.

Adapun, posisi laba ditahan CUAN minus mencapai US$36,7 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Situasi laba ditahan minus itu membuat CUAN belum dapat membagikan dividen pada periode buku sebelumnya.

Sementara itu, CUAN mencatatkan pendapatan sebesar US$801,72 juta, lompat 718,56% dari posisi sebelumnya di angka US$97,94 juta.

Sebagian besar pendapatan CUAN berasal dari penjualan batu bara sebesar US$278,34 juta.

Selain itu, CUAN juga menghimpun pendapatan besar dari kontruksi dan rekayasa sebesar US$250,40 juta dan penambangan mencapai US$243,17 juta.

Sejumlah pelanggan CUAN dengan nilai transaksi jumbo di antaranya, PT Freeport Indonesia sebesar US$144,17 juta, PT Kideco Jaya Agung sebesar US$108,6 juta, IMI Fuels, LLC sebesar US$81,63 juta dan Flame Asia Resources Pte. Ltd. sebesar US$59,34 juta.

Di sisi lain, CUAN menghimpun beban pokok pendapatan sebesar US$683,85 juta, melebar dari pencatatan beban tahun sebelumnya di angka US$60,72 juta.

Setelah dikurangi beban, CUAN mencatatkan laba bruto sebesar US$117,86 juta, bergerak naik dari posisi laba bruto tahun sebelumnya di angka US$37,21 juta.

Di sisi lain, CUAN mencatat total liabilitas sebesar US$1,21 miliar, berasal dari liabilitas jangka pendek sebesar US$347,19 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$864,70 juta.

Sementara itu, CUAN menghimpun total ekuitas sebesar US$565,89 juta sampai akhir Desember 2024. Posisi ekuitas itu lombat dari pencatatan pada periode yang sama tahun sebelumnya di level US$120,70 juta.

Adapun, total aset CUAN sampai akhir 2024 menjadi US$1,77 miliar, yang berasal dari aset tidak lancar sebesar US$1,1 miliar dan aset lancar mencapai US$677,69 juta.

Kebijakan Dividen

Sebagai infromasi, CUAN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 Maret 2023. Hingga kini, emiten pertambangan batu bara tersebut belum pernah membagikan dividen kepada pemegang saham.

Sejatinya dalam prospektus IPO, manajemen CUAN bemaksud membayarkan dividen mulai tahun buku 31 Desember 2023 dalam jumlah sebanyak-banyaknya 60% atas laba bersih tahun berjalan Perseroan.

Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas CUAN serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan UUPT, serta peraturan perundangundangan pasar modal.

Dividen juga akan diputuskan oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun.

Akan tetapi kondisi keuangan yang negatif sepanjang 2023 membuat manajemen kala itu memutuskan untuk tidak membayarkan dividen.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper