Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 27 Februari 2025

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah ke Rp16.415 saat pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (27/2/2025).
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah melemah saat pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (27/2/2025). Koreksi rupiah terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,21% atau 34,5 poin ke level Rp16.415.

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,13% ke level 106,551. Adapun, sebagian besar mata uang di kawasan Asia lainnya ikut dibuka loyo terhadap dolar AS.

Misalkan, yen Jepang dan dolar Singapura masing-masing susut 0,18% dan 0,02%. Selain itu, won Korea Selatan dan peso Filipina ikut melemah 0,42% dan 0,02%.

Pelemahan nilai tukar lainnya terjadi pada rupee India dan yuan China masing-masing 0,58% dan 0,07%.

Selanjutnya baht Thailand dan ringgit Malaysia masing-masing terkoreksi 0,20% dan 0,10%.

Di sisi lain, harga minyak mentah turun ke level terendah tahun ini pada perdagangan Rabu (26/2/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengguncang pasar dengan serangkaian pernyataan yang bertentangan mengenai kebijakan perdagangan.

Melansir Bloomberg, Kamis (27/2), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April ditutup melemah 0,4% ke US$68,62 per barel.

Sementara itu, minyak patokan Brent untuk kontrak April melemah 0,7% ke US$72,53 per barel. WTI ditutup pada level terendah tahun ini setelah sesi perdagangan yang fluktuatif akibat volume transaksi yang tipis.

Pada Rabu, Trump mengeluarkan berbagai pernyataan terkait tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa yang menimbulkan ketidakpastian di pasar.

Ancaman perang dagang global berimbas pada prospek pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi, terutama di AS dan China, yang merupakan dua konsumen minyak terbesar dunia.

Kepala analis komoditas SEB AB Bjarne Schieldrop mengatakan ketidakpastian mengenai kebijakan Trump menekan kepercayaan konsumen dan bisnis.

“Kebijakan Trump melemahkan kepercayaan konsumen dan bisnis, yang pada akhirnya akan menekan konsumsi riil,” kata Schieldrop.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper