Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatat laba bersih sepanjang 2024 sebesar US$57,76 juta atau sekitar Rp931,33 miliar.
Torehan laba bersih itu susut 78,96% dibandingkan dengan capaian laba sepanjang tahun 2023 di angka US$274,33 juta atau sekitar Rp4,22 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024 yang dikutip Rabu (26/2/2025), INCO mencatat penurunan pendapatan ke level US$950,38 juta sepanjang tahun lalu.
Posisi pendapatan itu terkoreksi 22,87% dibandingkan dengan realisasi pendapatan sepanjang tahun 2023 di level Rp1,23 triliun.
Seluruh pendapatan INCO itu berasal dari kontrak-kontrak penjualan offtake jangka panjang dalam mata uang dolar AS. Penjualan kepada Vale Canada Limited (CVL) sebesar US$760,2 juta dan Sumitomo Metal Mining (SMM) sebesar US$190,18 juta pada tahun 2024.
Seperti diberitakan sebelumnya, CFO INCO Rizky Putra mengatakan perseroannya saat ini menghadapi tantangan, terutama dari penurunan harga nikel yang berlanjut.
Baca Juga
"Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga realisasi nikel matte yang lebih rendah dan juga efek satu kali dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara pada September, yang menyebabkan konsumsi HSFO lebih tinggi untuk menggantikan penggunaan batu bara," kata Rizky dalam keterangan resmi, Kamis (31/10/2024).
Sementara itu, beban pokok pendapatan INCO selama periode 2024 sebesar US$842,16 juta, posisi beban itu relatif tidak banyak bergerak dari pencatatan beban tahun 2023 sebesar US$885,24 juta.
Setelah dikurangi beban, laba bruto untuk periode 2024 susut ke level US$108,22 juta, dari posisi tahun sebelumnya di angka US$302,15 juta. Laba bruto itu tergerus lebih dari separuhnya sepanjang 2024.
Di sisi lain, jumlah liabilitas INCO sebesar US$443,75 juta per 31 Desember 2024, yang berasal dari liabilitas jangka pendek sebesar US$263,47 juta dan liabilitas jangka panjang US$180,28 juta.
Adapun, INCO membukukan jumlah ekuitas sebesar US$2,73 miliar sampai akhir 2024. Posisi ekuitas itu naik tipis dari angka sepanjang 2023 di level US$2,56 miliar.
Sementara itu, jumlah aset INCO mencapai US$3,17 miliar pada tahun 2024, yang berasal dari aset lancar sebesar US$1 miliar dan aset tidak lancar US$2,17 miliar.