Bisnis.com, JAKARTA — PT Pos Indonesia (Persero) berencana mengoptimalkan lebih dari 2.900 aset yang dimiliki dengan membuka peluang bagi para investor untuk menjajaki kerja sama pengembangan aset menjadi lini bisnis hotel atau rumah sakit.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal R. Djoemadi, menyampaikan bahwa sebagian dari aset BUMN ini berada di lokasi strategis dan di antaranya berupa bangunan bersejarah atau heritage. Oleh karena itu, investor berpeluang memanfaatkan aset tersebut.
"Aset-aset potensial ini kami tawarkan kepada investor untuk dimanfaatkan guna meningkatkan nilai aset," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Dia menuturkan bahwa rendahnya tingkat okupansi menjadi tantangan utama dalam pengelolaan aset tersebut. Apalagi, aset yang tidak dimanfaatkan secara optimal justru menjadi beban bagi perusahaan.
Menurutnya, tingkat okupansi properti Pos Indonesia hanya sekitar 30%–40% per kantor. Hal ini disebabkan oleh pergeseran pusat bisnis dan aktivitas ekonomi dari lokasi kantor pos yang dulu strategis ke wilayah berkembang.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, PT Pos Properti diberi mandat untuk mengubah aset-aset ini menjadi peluang bisnis yang dapat menghasilkan pendapatan.
"Kami ingin mentransformasi aset-aset ini dari beban menjadi peluang usaha," lanjut Faizal.
Chief Marketing Officer PT Pos Properti Indonesia, Endro Tjahjono, menambahkan bahwa optimalisasi aset dapat dilakukan dengan berbagai skema kerja sama yang fleksibel, seperti sewa murni, sewa bangunan, kerja sama operasional (KSO), ataupun kerja sama usaha.
Sementara itu, aset Pos Indonesia tersebar mulai dari Sumatra dan Riau sebanyak 807 aset, Jakarta dan Banten 171 aset, Jawa Barat 201 aset, dan Jawa Tengah 386 aset. Adapun Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara memiliki 537 aset, sedangkan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua mencapai 790 aset.
"Dengan demikian, calon investor dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis mereka," pungkas Endro.