Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manuver Bos Emiten Serok Saham Saat Pasar Bearish

Di tengah kondisi bearish IHSG, sejumlah bos emiten bermanuver untuk menambah kepemilikan saham dalam rangka investasi.
Fahmi Ahmad Burhan, Nyoman Ary Wahyudi
Rabu, 12 Februari 2025 | 08:00
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham sedang terperangkap di fase bearish yang tecermin dari lesunya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG). Di tengah kondisi itu, sejumlah bos emiten bermanuver untuk menambah kepemilikan saham dalam rangka investasi. 

Bursa Efek Indonesia mencatat IHSG melorot 7,74% sepanjang tahun berjalan 2025 ke posisi 6.531,99 hingga Selasa (11/2/2025). Posisi itu merupakan level terendah IHSG sejak 22 Desember 2021 yang ditutup di level 6.529,59.

Gelombang aksi jual investor asing di pasar saham juga terus membesar hingga perdagangan kemarin. Merujuk data BEI, net buy asing tercatat sebesar Rp8,9 triliun secara year-to-date (YtD). 

Tren penurunan harga saham saat pasar bearish justru menjadi momentum yang dimanfaatkan sejumlah investor untuk menambah koleksi saham. Aksi itu juga dilakukan oleh beberapa bos emiten. 

Salah satunya, Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) David Hidayat. David tercatat memborong total 9,24 juta saham SIDO pada rentang waktu 4—10 Februari 2025. 

Lebih terperinci, David mengakumulasi 905.700 saham SIDO dengan merogoh kocek Rp520,7 juta pada 4 Februari 2025. Selanjutnya, aksi beli SIDO dilakukan pria kelahiran Semarang 69 tahun silam itu sebanyak 1,74 juta saham SIDO di level harga Rp573 per saham atau senilai total Rp997,02 juta.

Pada 6 Februari 2025, David yang menjabat Direktur Utama SIDO sejak Mei 2018 itu memborong saham biasa perseroan sebanyak 2,95 juta saham di level harga Rp567 per saham atau senilai total Rp1,67 miliar. 

Teranyar, David melaporkan telah menyerok 1,15 juta saham SIDO pada 7 Februari 2025 di level harga Rp555 per saham atau senilai total Rp638,25 juta. Aksi borong saham dilanjutkan David pada 10 Februari 2025 sebanyak 2,5 juta saham di level harga Rp565 per saham atau senilai total Rp1,41 miliar.

“Tujuan dari transaksi untuk investasi pribadi berupa kepemilikan secara langsung,” tulis surat yang ditandatangani oleh David pada Selasa (11/2/2025).

Dengan sederet transaksi tersebut, David kini mengempit 9,24 juta saham SIDO atau setara 0,03% persentase hak suara. 

Manuver Bos Emiten Serok Saham Saat Pasar Bearish

Di lantai bursa, pada perdagangan hari ini, Selasa (11/2), saham SIDO ditutup turun tipis 0,90% atau 5 poin ke level Rp550 per lembar. Banderol tersebut mencerminkan pelemahan 5,17% dalam sepekan terakhir, dan penurunan 5,98% sepanjang tahun berjalan 2025.

Selain David, bos Anak miliarder pemilik Mayapada Group Dato Sri Tahir, Jonathan Tahir terpantau memborong sejumlah saham pada awal tahun ini, termasuk saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) dan PT Sona Topas Tourism Industry. Tbk (SONA).

Berdasarkan keterbukaan informasi, Jonathan telah bertransaksi membeli 61.000 lembar saham SONA. Transaksi dijalankan pada 14 Januari 2025 dengan harga Rp3.000 per saham. Alhasil, Jonathan telah merogoh kocek Rp183 juta dalam transaksi tersebut.

"Tujuan transaksi adalah untuk investasi," tulis Corporate Secretary SONA Budi Setiawan di keterbukaan informasi pada Senin (10/2/2025).

SONA merupakan emiten pengelola toko bebas bea (duty free shop) terbesar di Indonesia. Emiten afiliasi Mayapada Group ini memiliki portofolio toko bebas bea yang berada di Bali, Jakarta, serta Medan. Di SONA, kepemilikan saham Tahir mencapai 15,7%. Jonathan sendiri tercatat menjabat sebagai presiden komisaris di SONA.

Manuver Bos Emiten Serok Saham Saat Pasar Bearish

Selain itu, Jonathan tercatat telah memborong 16,82 juta saham emiten rumah sakit dalam Mayapada Group, SRAJ. Pada 14 Januari 2025, Jonathan menambahkan 16.826.000 saham SRAJ pada harga pembelian Rp1.880 per saham ke dalam portofolionya. Transaksi pembelian saham tersebut membuatnya merogoh kocek senilai Rp31,63 miliar.

Dengan Aksi borong saham SRAJ itu, porsi kepemilikan saham Jonathan Tahir meningkat, dari sebelumnya 58.252.800 saham atau setara dengan 0,49% saham SRAJ menjadi 75.078.800 saham atau setara dengan 0,63% dari saham SRAJ. 

SRAJ merupakan emiten yang mengoperasikan Mayapada Hospital. Jonathan merupakan komisaris di SRAJ sejak perusahaan tersebut mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2011.

Koreksi harga saham juga dimanfaatkan konglomerat Prajogo Pangestu untuk memperbesar kepemilikan sahamnya. Prajogo tercatat menambah muatan di saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) pada akhir Januari 2025, dengan nilai transaksi mencapai Rp28,54 miliar.

Pengendali holding Grup Barito itu, membeli 30.900.000 saham BRPT dengan harga pembelian rata-rata sebesar Rp923,77 per saham.

Dengan demikian, jumlah investasi yang ditempatkan Prajogo Pangestu untuk transaksi barunya itu mencapai sekitar Rp28,54 miliar. Adapun, transaksi pembalian saham BRPT tersebut dirampungkan Prajogo pada 30 Januari 2025.

Manuver Bos Emiten Serok Saham Saat Pasar Bearish

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BRPT David Kosasih mengatakan tujuan transaksi yang dilakukan Prajogo Pangestu itu sebagai investasi.

Setelah pembelian saham biasa itu, Prajogo Pangestu kini memiliki 66,88 miliar saham BRPT, ekuivalen dengan persentase hak suara mencapai 71,35%.

“Tujuan dari transaksi untuk investasi,” kata David lewat keterbukaan informasi, Rabu (5/2/2025).

Dari lantai bursa, saham BRPT parkir di level Rp810 per saham. Di level itu BRPT merosot 11,95% YtD. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper