Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rokok PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penurunan volume penjualan sepanjang 2024. Melemahnya performa penjualan mengakibatkan pangsa pasar perseroan terkikis.
Melansir laporan Philip Morris International, HMSP membukukan penjualan sebesar 80,8 miliar batang pada 2024. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 3,7% dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai 84 miliar batang.
Penurunan tersebut membuat pangsa pasar alias market share perseroan meredup menuju level 27,4% sepanjang 2024, atau turun dari posisi 28,7% pada 2023.
Di sisi lain, volume penjualan industri rokok di Indonesia mencapai 295,5 miliar batang sepanjang tahun lalu atau tumbuh 1,1% YoY dari posisi 292,2 miliar batang.
Berdasarkan segmentasi produk, penjualan rokok HMSP mencapai 79,6 miliar batang atau turun 4,5% year on year (YoY) dari posisi sebelumnya 83,4 miliar batang. Adapun, penjualan IQOS naik sekitar 2 kali lipat menjadi 1,2 miliar batang.
Chief Executive Officer Philip Morris International, Jacek Olczak, menyampaikan bahwa perusahaan mampu menutup tahun 2024 dengan hasil yang signifikan lewat raihan pertumbuhan di berbagai segmen bisnis.
Baca Juga
“2024 adalah tahun yang luar biasa. Kami mencatat hasil tahunan yang sangat kuat, didorong oleh pertumbuhan berkelanjutan IQOS dan ZYN, serta kinerja produk tembakau konvensional,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Selasa (11/2/2025).
Berkaca dari capaian tahun lalu, Olczak mengaku optimistis terhadap prospek 2025 dengan transformasi menuju produk bebas asap yang semakin kuat.
Dia menegaskan bahwa Philip Morris berkomitmen terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan menciptakan dampak positif secara jangka panjang.
“Dengan momentum yang kuat di semua kategori, kami yakin transformasi menuju produk bebas asap serta portofolio merek kami akan terus memberikan kinerja yang luar biasa dan menciptakan nilai bagi para pemegang saham pada 2025” ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan kinerja HMSP hingga kuartal III/2024, perseroan mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,22 triliun. Angka ini turun 15,8% YoY dari posisi Rp6,2 triliun.
Penurunan laba terjadi meski HMSP meraih kenaikan penjualan bersih menjadi Rp88,46 triliun, lebih tinggi dari raihan Rp87,29 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sebagian besar penjualan berasal dari pihak ketiga lokal dengan produk utama sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, sigaret putih mesin, dan sigaret putih tangan. Total penjualan untuk pihak ketiga tercatat sebesar Rp87,15 triliun.
Di sisi lain, penjualan HMSP kepada pihak berelasi mengalami lonjakan lebih dari dua kali lipat, atau mencapai Rp1,31 triliun per kuartal III/2024. Perolehan ini lebih tinggi dari posisi Rp619,46 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Seiring dengan kenaikan penjualan bersih, beban pokok penjualan juga naik dari Rp72,85 triliun menjadi Rp74,7 triliun. Akibatnya, laba kotor HMSP mengalami penurunan sebesar 4,72%, dari Rp14,44 triliun menjadi Rp13,75 triliun.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.